Rabu, 27 November 2019

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PROBLEM BASED LEARNING TERKINI SMPN 3 BANJARNEGARA


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH ( PBL )
A.  Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning/PBL) adalah:
Suatu  model pembelajaran yang dirancang pada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah agar siswa mendapat pengetahuan penting,  

B.  Tujuan PBL :
1.  Memberikan peluang bagi siswa untuk melakukan penelitian dengan berbasis masalah nyata dan autentik.
2.  Siswa mahir dalam memecahkan masalah, memiliki model belajar sendiri dan memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim.

C.  SYARAT   MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH :
memenuhi kriteria: kompleks, struktur tidak jelas, terbuka dan autentik.

D.  Prinsip Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Prinsip-prinsip proses pembelajaran Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) yang harus diperhatikan meliputi hal-hal berikut.
1.    Konsep Dasar (Basic Concept).
Pada pembelajaran ini guru dapat memberikan konsep dasar, petunjuk, atau referensi yang diperlukan dalam pembelajaran.
2.    Pendefinisian Masalah (Defining the Problem).
Dalam fase ini guru menyampaikan permasalahan dan dalam kelompoknya siswa melakukan berbagai kegiatan. Pertama, brainstorming yaitu setiap anggota mengungkapkan pendapat, ide, dan tanggapan terhadap masalah secara bebas, sehingga dimungkinkan muncul berbagai macam alternatif pendapat. Kedua, melakukan seleksi untuk memilih pendapat yang lebih fokus/terarah pada penyelesaian masalah. Ketiga melakukan pembagian tugas dalam kelompok untuk mencari referensi dalam memecahkan permasalahan.
3.    Pembelajaran Mandiri (Self Learning).
Masing-masing siswa mencari berbagai sumber yang dapat memperjelas masalah misalnya dari buku atau artikel di perpustakaan, internet, atau guru/nara sumber yang relevan untuk memecahkan masalah.
4.    Pertukaran Pengetahuan (Exchange knowledge).
Setelah mendapatkan sumber untuk keperluan pendalaman materi secara mandiri, pada pertemuan berikutnya siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk mengklarifikasi capaiannya dan merumuskan solusi dari permasalahan.
E.  Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah
Peran Guru sebagai Pelatih dalam pembelajaran berbasis masalah
  1. Asking about thinking (bertanya tentang pemikiran).
  2. Memonitor pembelajaran.
  3. Probbing ( menantang siswa untuk berpikir ).
  4. Menjaga agar siswa terlibat.
  5. Mengatur dinamika kelompok.
  6. Menjaga berlangsungnya proses.
Peran Siswa sebagai Problem Solver dalam pembelajaran berbasis masalah
  1. Peserta yang aktif.
  2. Terlibat langsung dalam pembelajaran.
  3. Membangun pembelajaran.
Peran Masalah sebagai Awal Tantangan dan Motivasi dalam pembelajaran berbasis masalah
  1. Menarik untuk dipecahkan.
  2. Menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajari.



F.   Fase-fase (sintaks ) Model Pembelajaran Berbasis Masalah
1.    Mengorientasikan siswa kepada masalah.
Guru memberikan masalah yang menarik untuk dipecahkan siswa. Masalah yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. Menurut Prince dan Felder (2006) Masalah yang diberikan sebaiknya masalah kompleks (complex), struktur tidak jelas (ill structured), terbuka (open ended problem), otentik (authentic).
2.    Mengorganisasikan siswa
Guru mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok. Mengarahkan siswa untuk mengidentifikasikan masalah dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan pemecahan masalah tersebut.
3.    Membimbing penyelidikan individu dan kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjel asan dan pemecahan masalah.
4.    Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
Mengarahkan siswa dalam menyiapkan laporan pemecahan masalah, serta berbagi tugas dengan teman. Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan temuanny a, serta kelompok lain menanggapi.
5.    Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Mengevaluasi pemecahan masalah atau hasil belajar yang telah dipelajari. Memberikan arahan jika temuan siswa belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.
.


G.  KESIMPULAN :
1.    Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berpikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual

2.    Sintak model Problem Based Learning :
1)  Orientasi peserta didik pada masalah
2)  Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
3)  Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
4)  Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5)  Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

DISARIKAN DARI :

2. BERBAGAI SUMBER

Jumat, 13 September 2019

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH POPULER BIDANG PENDIDIKAN Metode Resimso Purwo Tingkatkan Prestasi Belajar IPS Oleh Bp.Purwo Setiono, S.Pd

Metode “ Resimso Purwo” Tingkatkan Prestasi Belajar IPS Oleh Bp.Purwo Setiono, S.Pd


Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) yang konvensial (ala kadarnya) ternyata sangat membosankan. Siswa pasif, mengantuk bahkan terkadang usil menggagu teman. Hal tersebut terjadi saat guru mengajar hanya dengan metode ceramah dan mencatat. Siswa merasa tidak dilibatkan, tidak dibutuhkan dan celaka lagi, siswa merasa tidak membutuhkan. Hal ini juga terjadi di kelas 8 B SMPN 3 Banjarnegara. Perlu ada metode pembelajaran yang menarik, mengaktifkan siswa, memperbanyak dialog interaktif.
Berdasar masalah tersebut, penulis menerapkan metode “Resimso Purwo” ( Resume, Simpulan,Soal-Jawab, Presentasi Untuk Rekan,Wow).  Dalam setiap KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), siswa disiapkan mental, pikiran, dan fisiknya melalui doa bersama dan nasehat sekilas dari guru dengan mengaitkan pada tema.
Dalam KBM bertema “Mengenal Negara-negara ASEAN”, langkahnya sebagai berikut. Pertama, siswa dibuat lima kelompok. Kedua,masing-masing kelompok diberi tugas untuk membuat rangkuman, simpulan, soal dan jawaban mengenai dua negara anggota ASEAN  untuk dipresentasikan.Tugas  merangkum ada dua pilihan, bebas atau terstruktur dengan kisi kisi dari guru. Misal rangkuman meliputi Nama negara, bentuk pemerintahan, mata uang, letak astronomi, batas negara, potensi alam, potensi ekonomi, bentuk kerjasama yang diikuti serta hubungannya dengan Indonesia . Soal yang dibuat minimal sepuluh, meliputi soal-jawab yang berkait dengan kelompok sendiri, maupun yang menyangkut tugas kelompok lain.
Langkah ketiga, masing-masing kelompok dipersilakan untuk bermusyawarah berbagi tugas. Ada yang membuat rangkuman, ada yang membuat simpulan, ada yang membuat soal dan jawaban. Lalu diskusi kelompok tentang hasil kerja kelompok, sebelum mempresentasikan di depan kelas.
Langkah keempat, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dengan catatan :setiap anggota kelompok harus aktif terlibat. Langkahkelima, kelompok lain dipsersilakan untuk merespon presentasi kelompok yang sedang mendapat giliran. Respon dapat berupa pertanyaan, masukan, kritik, saran. Pastikan semua kelompok terlibat merespon. Guru mengatur jalannya respon atau diskusi.
Langkah keenam, kelompok yang sedang bertugas diberi kesempatan untuk mersepon balik atas respon kelompok yang lain. Untuk menghidupkan suasana, setiap jawaban atas respon diberi tepuk tangan dan terikan wow.
Langkah ketujuh, guru bersama siswa melakukan refleksi atas KBM yang baru saja berlangsung. KBM diakhiri dengan pesan moral dan pemberian tugas.
KBM dengan metode “Resimso Purwo” menjadikan setiap siswa aktif membaca, menulis (rangkuman,simpulan,soal,jawaban), berinteraksi dengan kelompok, berinteraksi dengan kelompok lain serta dengan guru. Siswa juga didorong membuat produk untuk bahan presentasi. Dalam tema ASEAN, siswa bisa menampilkan peta ASEAN atau peta negara anggota ASEAN.
Diskusi kelompok ,presentasi dan diskusi antarkelompok membuat siswa berlatih bertanggungjawab, disiplin, berani dan trampil bicara di depan umum serta berlatih etika berbicara. Metode ini menggerakkan aspek kognitif, psikomotorik dan aspek afektif. KBM berjalan sangat hidup, menarik, penuh tantangan, gelak tawa, tepuk tangan dan ekspresi ceria lainnya.
Metode “ Resimso Purwo” cukup berat. Butuh persiapan panjang, mengorganisir siswa secara indivdu dan kelompok, menyiapkan sarana prasarana serta menguras energi. Namun, jika semua itu dilakukan dengan terstruktur, komunikasi yang lancar antara guru dan siswa pada KBM-KBM sebelumnya serta dilandasi dedikasi yang tinggi, maka metode ini akan menumbuhkan kepuasan yang luar biasa bagi siswa dan guru. Dan insya Allah, hasil belajar akan meningkat (baik hasil kognitif, psikomotorik maupun afektifnya).
Banjarnegara , Ahad : 8 September 2019
Kenang kenangan ikut Pelatihan Penulisan Artikel Ilmiah Populer di Media Massa
Bersama Pak Tukijo
Gedung PGRI Banjarnegara
Times New roman 12
Spasi 1,5

Selasa, 27 Agustus 2019

CARA SUKSES JADI PEMIMPIN TERHORMAT

JATI DIRI PEMIMPIN
Pemimpin itu bukan juragan orasi
melainkan pemberi solusi atas segala soal dan tragedi
pemimpin itu bukan penjual mimpi
melainkan penggugah inspirasi pengembangan diri
pemimpin itu bukan pengumbar janji
melainkan penuntun jalan surgawi


Pemimpin itu bukan penjilat kursi
tapi pengawal demokrasi
penegak konstitusi
pemimpin itu bukan pemungut upeti
tapi penabur benih rejeki


Pemimpin itu tidak harus sibuk berselfi
karena tiap detiknya untuk ukir ragam prestasi
pemimpin itu bukan bagi bagi kursi pengaman diri
tapi merangkul seluruh anak negri
jadi pembangun pertiwi


Pemimpin itu bukan tukang menakut-nakuti
tapi juru selamat atas segala problema dan misteri
pemipin itu tidak tinggal di markas megah bertingkat
melainkan bersemayam di hati seluruh rakyat
Pemimpin sukses itu bukan yang duduk abadi
melainkan yang banyak menyiapkan kader pengganti
agar lebih sukses di kemudian hari
Pemimpin itu tidak ambisi melanggengkan jabatan
sebab menyadari arti pertanggungjawaban
dan besarnya resiko di pengadilan Tuhan
Pemimpin itu tidak hobi utak atik pasal
untuk jerat para pemegang moral
karena tak ingin mati menyesal
di hadapan Tuhan pemegang kunci segala soal
(Banjarnegara, Selasa : 27 Agustus 2019 )