Senin, 11 Juli 2016

ARTI LOGO SMPN 3 BANJARNEGARA

ARTI LOGO SMP 3 BANJARNEGARA

 


ARTI LAMBANG SMP 3 BANJARNEGARA

1.    Tulisan SMP NEGERI 3 BANJARNEGARA berwarna kuning emas berlatar belakang merah menandakan bahwa SMP Negeri 3 mempunyai landasan yang kuat, berani dan gagah perkasa untuk mencapai masa keemasan ( kejayaan ), sekaligus menandakan bahwa logo itu milik SMPN 3 Banjarnegara

2.   Tulisan ‘ BERTAKWA,BERPRESTASI, BERDAYAGUNA” berwarna hitam menunjukkan visi SMPN 3 Banjarnegara jelas tegas

3.    Gambar Bintang menandakan visi Bertakwa

4.    Gambar Roda Produksi dan Piala berwarna Kuning Emas melambangkan Visi PRESTASI untuk memproduksi prestasi yang gemilang terus menerus

5.    Gambar Tunas Kelapa Kembar Dua berwarna Kuning Emas melambangkan Visi BERDAYAGUNA dan menunjukkan SMPN 3 Banjarnegara adalah sekolah yang penuh daya guna bagi diri, lingkungan, masyarakat, bangsa, negara dan agama

6.    Lingkaran Hijau melambangkan keharmonisan, kesejukan dan persatuan keluarga besar SMPN 3 Banjarnegara

7.    Gambar Pena Hitam Berlapis Emas melambangkan bahwa SMPN 3 Banjarnegara adalah sumber ilmu yang sangat berharga dan bermanfaat terus menerus tiada habis

8.    Gambar API YANG MENYALA BESAR  BERPUCUK  LIMA di kanan kiri melambangkan semangat, motivasi, kinerja dan prestasi SMPN 3 Banjarnegara menyala terang abadi berdasar Pancasila untuk menerangi anak-anak bangsa dan peradaban dunia

9.    Tulisan “ HEBAT “

a.    HEBAT ( Singkatan : Harmonis, Energik, Berprestasi, Agamis dan Terbaik), sebagai landasan kerja keluarga besar SMPN 3 Banjarnegara
b.    HEBAT juga mereupakan cita cita agar SMPN 3 Banjarnegara benar benar hebat, sehingga disegani seluruh anak bangsa

10.  Background atas berwarna putih cerah melambangkan kecerahan suasana kerja dan masa depan SMPN 3 Banjarnegara

11.  GARIS HITAM yang melingkari logo, melambangkan bahwa SMPN 3 Banjarnegara memiliki pertahanan diri yang kuat dan tegas untuk maju pesat


Banjarnegara , 18 juli 2015
Penyusun,

PURWO SETIONO,S.Pd





















Minggu, 29 Mei 2016

RESEP BAHAGIA ITU SEDERHANA

BAHAGIA ITU SEDERHANA

Setiap orang waras dan beriman, selalu ingin bahagia
Bahagia bukan hanya milik orang kaya dan sehat
Orang miskin dan sakitpun bisa bahagia

Merintis bahagia itu sederhana
Selalu bersyukur
Senantiasa baik dalam laku dan tutur
Setia amalkan adil dan jujur
Maka hati riang tak terukur

Berbagi bahagia itu sederhana
Canda ria dengan keluarga dalam akur
Tebar senyum pada sesama sepanjang umur
Simpan aib ke dasar umur
Maka gairah hidup makin teratur

Menikmati bahagia itu sederhana
Tersenyum manis di alam kubur
Karena segala dosa telah lebur
Dan pahala terus tumbuh subur
Karena taat kita kepada Yang Maha Mengatur






                      Banjarnegara, minggu : 29 Mei 2016



Senin, 14 Maret 2016

ODE BUAT DOKTOR SULISTIYO SANG GURU BANGSA

PUISI DUKA UNTUK GURU BANGSA
( Mengenang wafatnya DOKTOR Sulistiyo , Ketua Umum PGRI)

Wahai Sulistiyo Guruku Sahabatku
Gelapnya gerhana matahari
Tak segelap jiwa ini ketika kau pergi


Kau memang milik Tuhan
Dan Tuhan berhak memanggilmu kapan saja
Tapi , kepergianmu yang tiba tiba
Membuat luruh seluruh jiwa
Karena kau Guru Bangsa yang wafat muda

Sulistiyo Guruku Sahabatku
Kau yang santun menuntun
Kau yang jujur bertutur
Kau yang cerdik mendidik
Kau yang  tak lelah melangkah
Membuat guru gagah tersenyum cerah
Kini tertidur lelap sebagai jenazah

Sulistiyo Guruku sahabatku,
Kau boleh pergi dan mati
Tapi karya dan idemu tak akan berhenti
Karna diteruskan oleh berjuta juta anak negri
Kau akan panen pahala di hariban Tuhan Nan Fitri

Maka,
Walau sedih atas kematianmu
Kami tersenyum lega
Sebab  kami yakin , kau masuk surga
musibah tak lagi jadi masalah
itu takdir cara engkau menghadap Yang Maha Rahmah
Selamat jalan Sulistiyo
Alloh menyambutmu dengan penuh ridlo

Banjarnegara , Senin : 14 Maret 2016
Kami yang berduka : WIWIN PURWOSETIONO,S.Pd


Jumat, 26 Februari 2016

manfaat daun sirsak

http://www.cara-kesehatankecantikan.com/2

Manfaat Daun Sirsak dan Cara Mengolahnya

Manfaat Daun Sirsak - Manfaat daun sirsak untuk kesehatan sudah tidak perlu diragukan lagi, beberapa khasiat daun sirsak yakni untuk mengobati diabetes, asam urat, rematik, bisul, dan masih banyak lagi. Sirsak sendiri merupakan tumbuhan yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Di Indonesia sirsak mempunyai banyak sebutan salah satunya yakni nangka sebrang. Buahnya sendiri mempunyai rasa yang enak dan mempunyai berbagai kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita.

Menurut hasil penelitian manfaat daun sirsak ternyata 10.000 kali lebih kuat kandungannya serta kemampuannya dari kemoterapi dalam mengobati kanker. Bahkan pada tahun 1965 sudah dilakukan sebuah riset untuk mengungkap kandungan serta khasiatnya. Dari hasil riset atau penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ekstrak daun sirsak dapat memperlambat pertumbuhan kanker. Dan saat ini sudah banyak dokter yang memberikan resep obat alami dengan menggunakan daun sirsak.

Manfaat Daun Sirsak

Manfaat Daun Sirsak


Dibalik manfaat daun sirsak untuk kesehatan tidak lepas dari berbagai kandungan yang terdapat didalamnya. Daun sirsak mengandung senyawa linoleic acid, annocatalin, annomuricin, anonol, muricapentocin, acetogenins, annohexocin, dan senyawa lainnya. Kandungan senyawa tersebut dapat mengobati berbagai penyakit serta meningkatkan kekebalan tubuh kita. Berikut ini beberapa manfaat dan khasiat daun sirsak dan cara mengolahnya menjadi obat tradisional.

1. Mengobati diabetes
Bersihkan 2-5 helai daun sirsak lalu rebus kedalam 3 gelas air sampai mendidih. Setelah mendidih jangan langsung diangkat, tetapi biarkan mendidih sampai air tinggal 1 gelas saja. Setelah itu konsumsi air rebusan tersebut secara rutin pada pagi hari dan malam hari. Cobalah menerapkan cara ini 3-4 hari setelah itu cek kadar gula darah anda.


2. Mengobati asam urat
Bersihkan 6-10 helai daun sirsak kemudian rebus kedalam 2 gelas air sampai mendidih. Setelah mendidih jangan langsung diangkat, tetapi biarkan mendidih sampai air tinggal tersisa satu gelas saja. Konsumsi air rebusan tersebut 2 kali, pagi dan sore hari.

3. Mengobati sakit punggung
Caranya yakni dengan membersihkan 20 lembar daun sirsak lalu merebusnya kedalam 5 gelas air sampai mendidih. Setelah mendidih biarkan sampai air rebusan tersisa 3 gelas saja. Setelah itu minum 3/4 cangkir air rebusan tersebut sekali dalam sehari.

4. Mengobati bisul
Caranya yakni dengan menghaluskan daun sirsak yang masih muda sebanyak 5-10 helai, setelah itu tempelkan pada bisul hingga bisul mengering.

5. Mengobati kanker
Rebuslah daun sirsak sebanyak 10 lembar kedalam 3 gelas air sampai mendidih. Setelah mendidih jangan langsung diangkat, tetapi biarkan sampai air tersisa hanya 1 gelas saja. Setelah itu konsumsi air rebusan tersebut 2 kali sehari. Cobalah menerapkannya selama 2 minggu.

Khasiat dan manfaat daun sirsak lainnya:
  1. Membunuh cacing parasait
  2. Mencegah dan menyembuhkan kanker prostat, paru-paru, pankreas
  3. Menurunkan kadar gula darah
  4. Menurunkan tekanan darah tinggi
  5. Membantu merileksasi otot
  6. Mengurangi stres
  7. Menghambat pengkriputan kulit
  8. Membantu menghambat mutasi gen
  9. Membantu meredakan nyeri
  10. Membantu menghambat perkembangan parasit
  11. Mampu menghambat pertumbuhan bakteri jahat
  12. Membantu menyehatkan jantung
  13. Membantu melebarkan pembuluh darah
  14. Membantu menghambat pertumbuhan tumor
  15. Mencegah dan menyembuhkan kanker
  16. Mampu menekan peradangan
  17. Menguatkan pencernaan dan meningkatkan nafsu makan
  18. Menurunkan demam
  19. Membantu meningkatkan produksi asi pada itu hamil
  20. Menguatkan saraf
  21. Membantu menghambat perkembangan virus
  22. Sebagai obat anti kejang

Demikian beberapa manfaat daun sirsak untuk kesehatan kita yang mungkin belum pernah anda ketahui sebelumnya. Sebelum mengobati penyakit dengan ramuan tradisional diatas ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dulu pada ahlinya.
Manfaat Daun Sirsak dan Cara Mengolahnya Reviewed by Marina Natasya Putri - Rating: 5

Kamis, 22 Oktober 2015

BISIK TERAKHIR JELANG PERPISAHAN


SALAMDETIK DETIK JELANG LANGKAH BARU

ASSALAMUALAIKUM  Bismillah. saya akan segera masuk rimba raya yg belum aku pahami. smg kutemui cahaya ilahi untuk mengerti segala relung hati sehingga seluruh mahluk di sekelilingku jadi sahabat sejati Maaf Sahabat aku pergi bukan karena emosi bukan karena tak sudi lagi bersamamu membangun janji pertiwi aku hanya ingin memberi jalan pada kalian untuk lebih leluasa berekspresi diri peganglah erat SUMPAH SETIA KITA : BERTAKWA, BERPRESTASI, BERBUDAYA Insya Alloh, kita akan ketemu di suatu titk nan mulia Jangan nodai almamamater dengan napsu angkara murka sebab, Tuhan selalu mengawasi kita dan minta pertanggungjawaban kita Di sini, di rimba baru aku harus rendah hati melepas segala amanah yg pernah kudapati agar jelas aku melihat diri melangkah mencari jejak ilahi di sisa umur yang aku tak tahu pasti Doakan Sahabat agar aku makin berguna di usia yang makin renta lepaskan aku dengan berjuta doa bijak dan maafmu agar tersenym manis di sisi Tuhanku banjarnegara, ahad : 26 juli 20015

Selasa, 13 Oktober 2015

BGAIMANA HUKUM PUASA TANGGAL 10 MUHARAM ?

Bulan Muharram Dan Puasa Muharram

Penulis: Ustadz Sa’id Ya’i Ardiansyah, Lc., M.A.




Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Bulan ini disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai Syahrullah (Bulan Allah). Tentunya, bulan ini memilki keutamaan yang sangat besar

 
  6289  14
gerhana_bulan
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah. Bulan ini disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai Syahrullah (Bulan Allah). Tentunya, bulan ini memilki keutamaan yang sangat besar.
Di zaman dahulu sebelum datangnya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bulan ini bukanlah dinamakan bulan Al-Muharram, tetapi dinamakan bulanShafar Al-Awwal, sedangkan bulan Shafar dinamakan Shafar Ats-Tsani. Setelah datangnya Islam kemudian Bulan ini dinamakan Al-Muharram.1
Al-Muharram di dalam bahasa Arab artinya adalah waktu yang diharamkan. Untuk apa? Untuk menzalimi diri-diri kita dan berbuat dosa. Allah subhanahu wa ta’alaberfirman:
{ إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْراً فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ }
Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu di keempat bulan itu” (QS At-Taubah: 36)
Diriwayatkan dari Abu Bakrah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((… السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَان.))
Setahun terdiri dari dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram, tiga berurutan, yaitu: Dzul-Qa’dah, Dzul-Hijjah dan Al-Muharram, serta RajabMudhar yang terletak antara Jumada dan Sya’ban. “2
Pada ayat di atas Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
{ فَلا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ }
Janganlah kalian menzalimi diri-diri kalian di dalamnya”, karena berbuat dosa pada bulan-bulan haram ini lebih berbahaya daripada di bulan-bulan lainnya. Qatadah rahimahullah pernah berkata:
(إنَّ الظُّلْمَ فِي الْأَشْهُرِ الْحُرُمِ أَعْظَمُ خَطِيْئَةً وَوِزْراً مِنَ الظُّلْمِ فِيْمَا سِوَاهَا، وَإِنْ كَانَ الظُّلْمُ عَلَى كُلِّ حَالٍ عَظِيْماً، وَلَكِنَّ اللهَ يُعَظِّمُ مِنْ أَمْرِه مَا يَشَاءُ.)
“Sesungguhnya berbuat kezaliman pada bulan-bulan haram lebih besar kesalahan dan dosanya daripada berbuat kezaliman di selain bulan-bulan tersebut. Meskipun berbuat zalim pada setiap keadaan bernilai besar, tetapi Allah membesarkan segala urusannya sesuai apa yang dikehendaki-Nya.”3
Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata:
(…فَجَعَلَهُنَّ حُرُماً وَعَظَّمَ حُرُمَاتِهِنَّ وَجَعَلَ الذَّنْبَ فِيْهِنَّ أَعْظَمُ، وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ وَاْلأَجْرُ أَعْظَمُ.)
“…Kemudian Allah menjadikannya bulan-bulan haram, membesarkan hal-hal yang diharamkan di dalamnya dan menjadikan perbuatan dosa di dalamnya lebih besar dan menjadikan amalan soleh dan pahala juga lebih besar.”4

Haramkah berperang di bulan-bulan haram?

Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Jumhur ulama memandang bahwa larangan berperang pada bulan-bulan ini telah di-naskh (dihapuskan), karena Allahsubhanahu wa ta’ala berfirman:
{ فَإِذَا انسَلَخَ الأشْهُرُ الْحُرُمُ فَاقْتُلُوا الْمُشْرِكِينَ حَيْثُ وَجَدتُّمُوهُمْ }
Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, maka Bunuhlah orang-orang musyrikin itu dimana saja kamu jumpai mereka.” (QS At-Taubah: 5)
Sebagian ulama mengatakan bahwa larangan berperang pada bulan-bulan tersebut, tidak dihapuskan dan sampai sekarang masih berlaku. Sebagian ulama yang lain mengatakan bahwa tidak boleh memulai peperangan pada bulan-bulan ini, tetapi jika perang tersebut dimulai sebelum bulan-bulan haram dan masih berlangsung pada bulan-bulan haram, maka hal tersebut diperbolehkan.
Pendapat yang tampaknya lebih kuat adalah pendapat jumhur ulama. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerangi penduduk Thaif pada bulan Dzul-Qa’dah pada peperangan Hunain.5

Keutamaan Berpuasa di Bulan Muharram

Hadits di atas menunjukkan disunnahkannya berpuasa selama sebulan penuh di bulan Muharram atau sebagian besar bulan Muharram. Jika demikian, mengapa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa sebanyak puasa beliau di bulan Sya’ban? Para ulama memberikan penjelasan, bahwa kemungkinan besar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mengetahui keutamaan bulan Muharram tersebut kecuali di akhir umurnya atau karena pada saat itu, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki banyak udzur seperti: safar, sakit atau yang lainnya.
Keutamaan Berpuasa di Hari ‘Asyura (10 Muharram)
Di bulan Muharram, berpuasa ‘Asyura tanggal 10 Muharram sangat ditekankan, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
((…وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ.))
… Dan puasa di hari ‘Asyura’ saya berharap kepada Allah agar dapat menghapuskan (dosa) setahun yang lalu.”6
Ternyata puasa ‘Asyura’ adalah puasa yang telah dikenal oleh orang-orang Quraisy sebelum datangnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka juga berpuasa pada hari tersebut. ‘Aisyah radhiallahu ‘anha berkata:
(كَانَ يَوْمُ عَاشُورَاءَ تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِي الْجَاهِلِيَّةِ ، وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَصُومُهُ فَلَمَّا قَدِمَ الْمَدِينَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ فَلَمَّا فُرِضَ رَمَضَانُ تَرَكَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ ، وَمَنْ شَاءَ تَرَكَه.)
“Dulu hari ‘Asyura, orang-orang Quraisy mempuasainya di masa Jahiliyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mempuasainya. Ketika beliau pindah ke Madinah, beliau mempuasainya dan menyuruh orang-orang untuk berpuasa. Ketika diwajibkan puasa Ramadhan, beliau meninggalkan puasa ‘Asyura’. Barang siapa yang ingin, maka silakan berpuasa. Barang siapa yang tidak ingin, maka silakan meninggalkannya.” 7
Keutamaan Berpuasa Sehari Sebelumnya
Selain berpuasa di hari ‘Asyura disukai untuk berpuasa pada tanggal 9 Muharram, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkeinginan, jika seandainya tahun depan beliau hidup, beliau akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Tetapi ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat pada tahun tersebut.
عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ – رضى الله عنهما – يَقُولُ: حِينَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ, قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-: (( فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ – إِنْ شَاءَ اللَّهُ – صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ.)) قَالَ: فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّىَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-.

Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila tahun depan -insya Allah- kita akan berpuasa dengan tanggal 9 (Muharram).’ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal.”8
Banyak ulama mengatakan bahwa disunnahkan juga berpuasa sesudahnya yaitu tanggal 11 Muharram. Di antara mereka ada yang berdalil dengan hadits Ibnu ‘Abbas berikut:
(( صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَخَالِفُوا فِيهِ الْيَهُودَ ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا.))
Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyura’ dan selisihilah orang-orang Yahudi. Berpuasalah sebelumnya atau berpuasalah setelahnya satu hari.”9
Akan tetapi hadits ini lemah dari segi sanadnya (jalur periwayatan haditsnya).
Meskipun demikian, bukan berarti jika seseorang ingin berpuasa tanggal 11 Muharram hal tersebut terlarang. Tentu tidak, karena puasa tanggal 11 Muharram termasuk puasa di bulan Muharram dan hal tersebut disunnahkan.
Sebagian ulama juga memberikan alasan, jika berpuasa pada tanggal 11 Muharram dan 9 Muharram, maka hal tersebut dapat menghilangkan keraguan tentang bertepatan atau tidakkah hari ‘Asyura (10 Muharram) yang dia puasai tersebut, karena bisa saja penentuan masuk atau tidaknya bulan Muharram tidak tepat. Apalagi untuk saat sekarang, banyak manusia tergantung dengan ilmu astronomi dalam penentuan awal bulan, kecuali pada bulan Ramadhan, Syawal dan Dzul-Hijjah.
Tingkatan berpuasa ‘Asyura yang disebutkan oleh para ahli fiqh
Para ulama membuat beberapa tingkatan dalam berpuasa di hari ‘Asyura ini, sebagai berikut:
  1. Tingkatan pertama: Berpuasa pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharram.
  2. Tingkatan kedua: Berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram.
  3. Tingkatan ketiga: Berpuasa pada tanggal 10 dan 11 Muharram.
  4. Tingkatan keempat: Berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram.
Sebagian ulama mengatakan makruhnya berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram, karena hal tersebut mendekati penyerupaan dengan orang-orang Yahudi. Yang berpendapat demikian di antaranya adalah: Ibnu ‘Abbas, Imam Ahmad dan sebagian madzhab Abi Hanifah.
Allahu a’lam, pendapat yang kuat tidak mengapa berpuasa hanya pada tanggal 10 Muharram, karena seperti itulah yang dilakukan oleh Rasulullah selama beliau hidup.

Hari ‘Asyura, Hari Bergembira atau Hari Bersedih?

Kaum muslimin mengerjakan puasa sunnah pada hari ini. Sedangkan banyak di kalangan manusia, memperingati hari ini dengan kesedihan dan ada juga yang memperingati hari ini dengan bergembira dengan berlapang-lapang dalam menyediakan makanan dan lainnya.
Kedua hal tersebut salah. Orang-orang yang memperingatinya dengan kesedihan, maka orang tersebut laiknya aliran Syi’ah yang memperingati hari wafatnya Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Husainradhiallahu ‘anhu terbunuh di Karbala’ oleh orang-orang yang mengaku mendukungnya. Kemudian orang-orang Syi’ah pun menjadikannya sebagai hari penyesalan dan kesedihan atas meninggalnya Husain.
Di Iran, yaitu pusat penyebaran Syi’ah saat ini, merupakan suatu pemandangan yang wajar, kaum lelaki melukai kepala-kepala dengan pisau mereka hingga mengucurkan darah, begitu pula dengan kaum wanita mereka melukai punggung-punggung mereka dengan benda-benda tajam.
Begitu pula menjadi pemandangan yang wajar mereka menangis dan memukul wajah mereka, sebagai lambang kesedihan mereka atas terbunuhnya Husainradhiallahu ‘anhu.
Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: (( لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ.))
Bukan termasuk golonganku orang yang menampar-nampar pipinya, merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti teriakan orang-orang di masa Jahiliyah.”10
Kalau dipikir, mengapa mereka tidak melakukan hal yang sama di hari meninggalnya ‘Ali bin Abi Thalib, Padahal beliau juga wafat terbunuh?
Di antara manusia juga ada yang memperingatinya dengan bergembira. Mereka sengaja memasak dan menyediakan makanan lebih, memberikan nafkah lebih dan bergembira layaknya ‘idul-fithri.
Mereka berdalil dengan hadits lemah:
(( مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُورَاءَ لَمْ يَزَلْ فِي سَعَةٍ سَائِرَ سَنَتِهِ.))
Barang siapa yang berlapang-lapang kepada keluarganya di hari ‘Asyura’, maka Allah akan melapangkannya sepanjang tahun tersebut.”11
Dan perlu diketahui merayakan hari ‘Asyura’ dengan seperti ini adalah bentuk penyerupaan dengan orang-orang Yahudi. Mereka bergembira pada hari ini dan menjadikannya sebagai hari raya.
Demikianlah sedikit pembahasan tentang bulan Muharram dan keutamaan berpuasa di dalamnya. Mudahan kita bisa mengawali tahun baru Islam ini dengan ketaatan. Dan Mudahan tulisan ini bermanfaat. Amin.

Daftar Pustaka
  1. Ad-Dibaj ‘Ala Muslim. Jalaluddin As-Suyuthi.
  2. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Imam An-Nawawi.
  3. Fiqhussunnah. Sayyid Sabiq.
  4. Risalah fi Ahadits Syahrillah Al-Muharram. ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan.http://www.islamlight.net/
  5. Tuhfatul-Ahwadzi. Muhammad ‘Abdurrahman Al-Mubarakfuri.
  6. Buku-buku hadits dan tafsir dalam catatan kaki (footnotes) dan buku-buku lain yang sebagian besar sudah dicantumkan di footnotes.
Catatan Kaki
1 Lihat penjelasan As-Suyuthi dalam Ad-Dibaj ‘ala Muslim tentang hadits di atas.
2 HR Al-Bukhari no. 3197 dan Muslim no. 1679/4383.
3 Tafsir ibnu Abi hatim VI/1793.
4 Tafsir Ibnu Abi Hatim VI/1791.
5 Lihat Tafsir Al-Karim Ar-Rahman hal. 218, tafsir Surat Al-Maidah: 2.
6 HR Muslim no. 1162/2746.
7 HR Al-Bukhari no. 2002.
8 HR Muslim no. 1134/2666.
9 HR Ahmad no. 2153, Al-Baihaqi dalam As-Sunan Al-Kubra no. 8189 dan yang lainnya. Syaikh Syu’aib dan Syaikh Al-Albani menghukumi hadits ini lemah.
10 HR Al-Bukhari 1294.
11 HR Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir no. 9864 dari Abdullah bin Mas’ud dan Al-Baihaqi dalam Asy-Syu’ab no. 3513,3514 dan 3515 dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Abu Hurairah dan Abu Sa’id Al-Khudri. Keseluruhan jalur tersebut lemah dan tidak mungkin saling menguatkan, sebagaimana dijelaskan dengan rinci oleh Syaikh Al-Albani dalam Adh-Dha’ifah no. 6824.

Penulis: Ustadz Sa’id Ya’i Ardiansyah, Lc., M.A.
Artikel Muslim.Or.Id
Ingin berdonasi yang pahalanya jariyah? Mari support pelunasan markaz dakwah Yayasan Pendidikan Islam Al Atsary Yogyakarta. Cek infonya di sini