Jumat, 11 Agustus 2023

KULTUM (CERAMAH SINGKKAT) BAKTI KEPADA ORANGTUA

 

BAKTI KEPADA ORANGTUA

 

BAKTI KEPADA ORANGTUA

 

1.    Assalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

2.    Alhamdulillahi robbil alamin

3.    Asyhadu anllaaa ilaaha illalloh, wahdahu laa syariikalah

4.    Wa-asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuluh, laa nabiya ba’dah

5.    Wassholaatu wassalaamu ‘ala Muhammad rasulillah

6.    Wa-‘ala alihi , wasohbihi , wamaa walah

7.    Hadirin yang mulia.....

8.    Pada kesempatan ini saya akan pidato dengan judul “Berbakti Kepada Orangtua”

9.    Ada peristiwa sosial yang patut kita renungkan. Bahwa seorang ibu mampu merawat 10 anak dengan baik. Tapi 10 anak belum tentu mampu merawat seorang ibu.

10. Banyak alasannya. Sibuklah, tidak mendapat ijin suamilah, malas, repot dan sebagainya . Ini ironis.

11. Padahal ALLAH berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua”

(QS. An Nisa: 36).

 

12.   Dari ayat ini ,kita tahu bahwa berbakti kepada ayah ibu itu, hukumnya wajib. Yang namanya wajib, jika dijalani mendapat pahala, jika diingkari, mendapat siksa.

13.  Hadirin , ingin mendapat pahala atau siksa ? Tentu ingin mendapat pahala. Maka  mari kita berbakti kepada orangtua.

14.  Mau ? Bagaimana caranya ?

15.   Berikut ini ada kisah inspiratif.

16.   Ada seorang remaja putra mengantar ibunya ke Dokter Penyakit Jiwa

17.   Dokter bertanya : Sakit apa ibumu , Nak ?

18.   Remaja menjawab : Ibuku mengalami gangguan jiwa.Beliau sakit makin parah sejak  ayahku meninggal dunia 5 tahun yang lalu.

19.   Ibuku, sering meraung raung, mengamuk, menyakitiku. Sepertinya ibuku tak mengenaliku “

20.   Dokter kaget, lalu bertanya :

Ibumu tidak mengenalimu , Nak ?

 

21.  “Ya” , jawab remaja.

22.  “ Ibumu tak mengenalimu, menyakitimu , mengapa kau peduli padanya ? , Tanya dokter  (sambil mengusap butiran air mata)

 

23.  Dengan tenang , Remaja ungkapkan isi hatinya : “ Bu Dokter ! Ibuku memang tidak mengenaliku. Tapi Allah tahu bahwa orang gila ini adalah ibuku. Aku wajib merawatnya, menghormatinya, mencintainya, bahkan aku sanggup berkurban apa saja demi ibuku`

24.  Aku rela putus sekolah , aku rela dicemooh masyarakat karena tinggal bersama orang gila. Demi ibuku, demi surga yang kuimpikan bersama ibuku tercinta .

25.   Dokter terpaku membisu, menyembunyikan derai air mata yang makin deras.

26.  Begitu remaja dan ibunya keluar dari ruang periksa, Bu Dokter ambrug sujud menagis sejadi jadinya ,sambil berujar .

27.   “Bertahun tahun aku mendengar nasehat , agar anak bakti pada orangtua. Baru kali ini aku tahu contoh praktik bakti seorang anak pada ibunya yang luar biasa, walau si ibu gila.

28.   Ya Allah, ampuni aku, yang selama ini cuek terhadap orangtua.

29.  Ampuni aku ,yang dokter jiwa ,tapi belum mampu menjaga perasaan orangtua.

30.  Ampuni aku, yang belum sempat berbakti pada orangtua, keburu mereka meninggal dunia.

31.  Astagfirullah ‘adziim

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَلِوَ الِدَىَّ وَارْ حَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَا نِى صَغِيْرًا.

“Ya Allah, ampunilah aku dan kedua orang tuaku.

sayangilah mereka , seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.”

 

32.    Ya Allah, masukkanlah orangtuaku dalam surgamu. Aamiin

 

33.  Hadirin ,

Dapat kita simpulkan :

berbakti kepada orangtua itu wajib,

seperti apapun keadaan orangtua , harus kita mulyakan,

kita gembirakan, kita sayangi.

Sejelek apapun orangtua, wajib kita hormati.

 

34.  Saya mengajak,

Marilah segera kita bakti pada orangtua dengan berbagai cara.

Sebab , rido Allah tergantung kepada rido orangtua.

Murka ALLAH , tergantung murka orangtua

, begitu sabda Rasulullah

(HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, Hakim)

 

35.  Saudaraku, sempatkanlah berbakti kepada orangtua selagi beliau masih hidup, apalagi setelah orangtua kita meninggal dunia

36. Kita harus berani berkurban apa saja, demi memulyakan orangtua

37. Semoga kita semua masuk surga bersama ayah bunda tercinta

38. Aamiin

39. Wassalaamu'alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh

 

 


Banjarnegara , 12 Agustus 2023

Pengasuh Pondok Pesantren Cahaya Quran

Banjarnegara

Wiwin Purwosetiono