Senin, 20 April 2020

SISTEM SEWA TANAH DAN TANAM PAKSA IPS KELAS 8 PURWOSETIONO


A.   SISTEM SEWA TANAH (LAND RENT SYSTEM)
1.  Pada pertengahan April 1811, Inggris berusaha merebut Pulau Jawa dari tangan Belanda. Belanda kalah. Lahirlah Perjanjian Tuntang ( nama tempat di Salatiga, , jawa Tengah) pada 18 September 1811
2.  Perjanjian Tuntang  antara lain menyebutkan, wilayah Jawa, Palembang, dan Makasar harus diserahkan kepada Inggris.
3.  Inggris menyuruh Raffles menjadi Gubernur Jendral di Indonesia (1811-816)
4.  Raffles membuat kebijakan Sewa Tanah , sebagai berikut :
1)    Petani harus menyewa tanah (walaupun tanah itu milik sendiri)
2)    Harga Sewa tergantung kondisi tanah
3)    Pembayaran sewa dengan Uang Tunai
4)    Bagi yang tidak memiliki tanah, dikenai pajak Kepala

5.     System Sewa Tanah diterapkan di seluruh Jawa, kecuali Batavia (Jakarta)  dan Parahiyangan ( Jawa Barat sekarang). Sebab :
a.  Sebagian besar Batavia sudah dikuasai swasta
b.  Parahiyangan sudah menjadi Daerah Wajib Tanam Kopi ( yang menguntungkan pemerintah saat itu)

6.     Pelaksanaan sistem sewa tanah tersebut dianggap memiliki banyak kelemahan sehingga gagal diterapkan di Indonesia. Beberapa PENYEBAB KEGAGALAN PELAKSANAAN SISTEM SEWA TANAH adalah sebagai berikut.

1)  Sulit menentukan besar kecil pajak bagi pemilik tanah karena tidak semua rakyat memiliki tanah yang sama.
2)  Sulit menentukan luas dan tingkat kesuburan tanah petani.
3)  Keterbatasan jumlah pegawai.
4)  Masyarakat desa belum mengenal sistem uang.
5)  Sewa Tanah hanya menguntungkan pemerintah Inggris, menyengsarakan rakyat

7.  Pada tahun 1815 Raffles kembali ke Inggris setelah Jawa dikembalikan ke Belanda
8.  Kebijakan-Kebijakan Raffles di Indonesia
Di Bidang Pemerintahan :
1.     Membagi Pulau Jawa menjadi 18 karesidenan (sistem karesidenan ini berlangsung sampai tahun 1964).
2.     Mengubah sistem pemerintahan yang semula dilakukan oleh penguasa pribumi menjadi sistem pemerintahan kolonial yang bercorak Barat.
3.     Bupati-bupati atau penguasa-penguasa pribumi dilepaskan kedudukannya yang mereka peroleh secara turun-temurun.
4.     Sistem juri ditetapkan dalam pengadilan.

Bidang Ekonomi dan Keuangan
1.     Petani diberikan kebebasan untuk menanam tanaman ekspor,
2.     pemerintah hanya berkewajiban membuat pasar
3.     Penghapusan pajak hasil bumi
Bidang Sosial
Penghapusan kerja rodi (kerja paksa)

Bidang Ilmu Pengetahuan
1.     Ditulisnya  buku berjudul History of Java 
2.     Ditulisnya buku berjudul History of the East Indian Archipelago 
3.     Ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldi
4.     Dirintisnya Kebun Raya Bogor
5.     Memindahkan Prasasti Airlangga ke CalcuttaIndia sehingga diberi nama Prasasti Calcutta
6.     mengubah sistem mengemudi dari sebelah kanan ke sebelah kiri,


B. PENGARUH TANAM PAKSA  ( CULTURE STELSEL)
1.    Kebijakan Tanam Paksa dilaksanakan oleh Belanda di Indonesia pada th 1830 . Pemimpin Tanam Paksa adalah Van Den Bosch.
2.    ATURAN TANAM PAKSA (CULTURE STELSEL) :
1)    Setiap penduduk wajib menyerahkan 1/5 tanah garapan untuk ditanami Tanaman Wajib Berkualitas Ekspor ( Kopi, Kakao/Coklat. Tembakau, Tebu)
2)    Tanah yang digunakan untuk Tanam Paksa, dibebaskan dari pajak
3)    Hasil panen Tanam Paksa, wajib diserahkan kepada Pemerintah Belanda
4)    Tenaga dan waktu untuk Tanam Paksa, tidak boleh melebihi waktu untuk menanam padi = 3 bulan)
5)    Penduduk yang tidak punya tanah, wajib bekerja 66 hari di Perkebunan Pemerintah Belanda
6)    Setiap kerusakan/gagal panen ,menjadi tanggungjawab pemerintah
7)    Pelaksanaan Tanam Paksa diserahkan kepada Kepala Desa

C. LATAR BELAKANG DIADAKANNYA TANAM PAKSA :
1.    Belanda kewalahan menghadapi Perang Diponegoro selama 5 tahun ( 1825-1830) dan perang melawan Belgia ( 1830-1831) yang menguras Biaya
2.    Akibat dua perang di atas, Kas Negara Belanda menjadi kosong
3.    Untuk mengisi Kas Negara dengan cepat, diadakanlah Tanam Paksa

D. DAMPAK POSITIF TANAM PAKSA BAGAI BELANDA
1.    Mendapat keuntungan besar sehingga kas Negara bias cepat terpenuhi
2.    Tersedia banyak uang untuk membangun jalur transportasi (rel kereta api dan jalan raya)

E. DAMPAK POSITIF TANAM PAKSA BAGI BANGSA Indonesia :
1.    Mengenal banyak tanaman ekspor
2.    Mengenal system perkebunan luas dan modern
3.    Tersedia banyak transportasi kereta api dan jalur jalan raya

F. DAMPAK NEGATIF TANAM PAKSA BAGI RAKYAT INDONESAI :
1.    RUGI tenaga, waktu dan ekonomi
2.    Rakyat terkuras ngurus Tanam paksa, sehingga tidak sempat ngurus pertaniansendiri
3.    Banyak Bupati dan Kepa Desa tega menindas rakyat sendiri dedmi meraih hadiah penghargaan dari Belanda
4.    Banyak terjadi kelaparan, penyakit, gizi buruk dan kematian akibat kesengsaraan
5.    Sistem Tanam paksa banyak diselewengkan

G. PENYELEWENGAN TANAM PAKSA :
1.    Jatah tanah yang untuk Tanam Paksa, melebihi 1/5
2.    Tanah untuk Tanam paksa. Tetap ditariki Pajak
3.    Perani yang tidak punya tanah untuk Tanam Paksa, disuruh kerja di Perkebunan belanda lebih dari 66 hari
4.    Kegagalan panen, memjadi tanggungjawab petani
5.    Belanda menerapkan system CULTUREPROCENTEN (hadiah atau persenenan kepada Lurah/bupati yang hasil Tanam Paksanya melebihi target)

H. DAMPAK POLITIS TANAM PAKSA
1.    Tanam Paksa yang menimbulkan kesengsaraan rakyat Indonesia , ahirnya diprotes oleh warga Belanda
2.    Warga Belanda yang menuntut  agar Tanam Paksa dibubarkan , antara lain : (a) Baron van Hoefel,(b) Douwes Dekker (multatuli),(c) Vitalis
3.    Sistem Tanam Paksa dihapus th 1870, diganti dengan Politik Liberal
4.    Lahir Undang-Undang Agraria ( Agrarische Wet)
5.    Lahir UU Gula ( Suiker Wet )
6.    Isi UU Agraria antara lain :
1)    Pihak swasta boleh menyewa tanah pemerintah atau tanah penduduk
2)    Tanah pemerintaj boleh disewa perusahaan Swasta sampai 75 th
3)    Tanah rakyat boleh disewa 5 – 30 th

7.     Isi UU Gula ( Suiker Wet ) ,antara lain :
1)    Tidak boleh mengangkut tebu keluar dari Hindia Belanda
2)    Pabrik gula milik pemerintah akan dihapus, secara berangsur akan dimiliki swasta
3)    Perusahaan swasta Eropa berinvestasi dalam  bidang perkebunan

I. DAMPAK UU AGRARIA PADA JAMAN BELANDA :
1.    Perusahaan Swasta Eropa berdatang berinvestasi perkebunan di Hindia Belanda
2.    Hindia Belanda (Indonesia ) menjadi ajang rebutan bangsa eropa untuk mengeruk keuntungan besar di bidang perkebunan
3.    Indonesia menjadi tempat mendapatkan bahan mentah untuk pabrik pabrik di Eropa
4.    Indonesia menjadi pusat penanaman modal asing, mendirikan pabrik, tenaga kerja murah dan pemasaran hasil industry eropa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar