Jumat, 07 Juni 2013

UNTUK APA AKU DILAHIRKAN ?


UNTUK APA AKU DILAHIRKAN ?
I.    PENGANTAR
Seringkali manusia bingung dan bertanya : untuk apa aku dilahirkan ? Ketika makan, minum, pakaian, rumah, kendaraan, pangkat jabatan, anak dan kehormatan sudah kumiliki, apalagi yang harus kulakukan ? Aku mulai jenuh melakukan rutinitas kehidupan.
Jenuh, stress, bingung dan galau bisa mendorong manusia berbuat negative. Orang miskin yang bingung, jenuh atau stress menghadapi tekanan kehidupan bisa terdorong melakukan begadang, berjudi, mencuri , mabuk atau berbuat criminal lainnya. Sedangkan orang kaya yang jenuh melakukan rutinitas kehidupan dapat terdorong untuk hura-hura pesta narkoba, korupsi sebanyak-banyaknya, nyanyi di karaoke tanpa memperhatikan etika, mengumbar sexsual atau bahkan bunuh diri.
Itulah kehidupan manusia yang tanpa didasari pandangan hidup. Mestinya setiap pikiran, perasaan, sikap, ucapan, perbuatan, keputusan dan kebijakan manusia itu didasari kesadaran bahwa dirinya diciptakan oleh Tuhan dan akan dimintai peretanggungjawaban oleh Tuhan. Sehingga setiap pikiran, perasaan, sikap, ucapan, perbuatan, keputusan dan kebijakan manusia merujuk pada aturan Tuhan dan kehendak Tuhan yang terangkum dalam kitab suci. Bagi setiap muslim, hendaknya seluruh pikiran, ucapan, gerak gerik dan perbuatannya harus merujuk kepada Alquran dan Hadis ( Sunnah Nabi ).
Apabila seluruh aktifitas kita rujukkan kepada kitab suci, insya Alloh hidup kita akan selalu bergairah. Mengapa ?
Sebab dari kitab suci kita akan mendapat panduan apa yang harus kita lakukan, apa yang dianjurkan, apa yang dilarang. Lewat kajian dan pemahaman terhadap kitab suci ,kita akan  mendapatkan banyak motivasi dari Alloh, Rosululloh dan kisah perjuangan hebat manusia terdahulu yang disebutkan dalam alquran dan hadis.
Melalui pemahaman ajaran agama , kita juga akan tahu pahala dan hasil yang akan kita raih dari kebaikan suatu ucapan, amalan bahkan perasaan sekecil apapun. Sehingga kita akan ketagihan untuk terus melakukannya. Kita akan merindukan kebaikan.
Tugas dan kewajiban yang dulu terasa berat, setelah memahami ajaran agama akan terasa bahwa tugas dan kewajiban itu menjadi kebutuhan, yang kalau tidak dilakukan rasanya ada sesuatu yang hilang.
Lewat pemahaman agama yang mendalam kita akan mencapai titik dimana jiwa akan mengatakan : saya merasa bahagia dan puas jika terlibat dalam membahagiakan orang lain. Sehingga kita akan aktif dan kreatif melakukan apa saja yang dapat membahagiakan orang lain dalam kebaikan dan takwa.
Ketika kita mencapai puncak spiritual dari hasil memahami ajaran agama, maka terasa bahwa jiwa raga ini milik Alloh, seluruh milikku milik Alloh dan untuk Alloh. Dengan rela, ikhlas dan bangga kita akan memberikan dan mengorbankan harta benda, pangkat, jabatan, kesempatan dan segala milik kita untuk orang lain, untuk tumbuhan, untuk hewan, untuk semua mahluk Alloh agar mendapatkan ridlo dan ampunan Alloh. Inilah puncak kepuasan lahir batin yang akan mendorong kita selalu aktif, kreatif dan bergairah dalam beraktifitas sehari-hari sepanjang masa.
Dengan konsep hidup yang dilandasi agama, kita akan merasa selalu muda dan bersemangat walau usia sudah memasuki senja. Banyak hal yang bisa kita lakukan adan akan terus kita lakukan untuk meraih ridlo dan ampunan Alloh. Alhasil, kita tidak bingung bertanya tanya untuk apa aku dilahirkan.
Ada banyak misi dan tugas suci yang sangat menyenangkan sebagai hamba Tuhan. Apa saja itu ? Bagaimana caranya ? Dari mana modalnya ? Bagaimana peluang dan tantangannya ? Siapa kawan dan lawannya ? Apa hasil dan resikonya ? Siapkah kita bertanggungjawab ? Itulah rangkaian pertanyaan yang membuat kita makin bergairah, semnagat dan optimis menikmati kehidupan dan kematian. Tak akan bingung bertanya Tanya untuk apa aku dilahirkan.


II.        SIAPAKAH KITA ?
III.       APA TUJUAN KITA  HIDUP DI DUNIA ?
IV.     SIAPAKAH IDOLA DAN PANUTAN KITA ?
V.      APA MODAL YANG KITA MILIKI ?
VI.     APA YANG HARUS KITA LAKUKAN  ?
VII.   APA HASIL DAN RESIKO MISI KITA ?
VIII.   SIAPA  KAWAN DAN MUSUH KITA ?
IX.     AKAN DIMINTAI PERTANGGUNGJAWABAN
Tunggu artikel berikutnya !

Banjarnegara, Jumat 10 mei 2013
Hamba Alloh yang dhoif :
Purwo Setiono

Tidak ada komentar:

Posting Komentar