MIMBAR DAKWAH BANJARNEGARA ADALAH MEDIA DAKWAH UNTUK MEMOTIVASI INSAN MENJADI PRIBADI YANG BERTAKWA, BERPRESTASI, SEJAHTERA DAN BERDAYAGUNA PENUH RAHMAT ALLAH
Senin, 07 April 2025
Kamis, 27 Maret 2025
Sabtu, 22 Maret 2025
Jumat, 21 Maret 2025
Senin, 17 Maret 2025
Sabtu, 15 Maret 2025
Jumat, 07 Maret 2025
Rabu, 05 Maret 2025
Senin, 03 Maret 2025
Jumat, 28 Februari 2025
Kamis, 27 Februari 2025
Rabu, 26 Februari 2025
Selasa, 25 Februari 2025
Sabtu, 22 Februari 2025
Kamis, 13 Februari 2025
Rabu, 12 Februari 2025
Fenomena "Banyak Saat Diklat, Sedikit Saat Tampil."
Fenomena "Banyak Saat Diklat, Sedikit Saat Tampil."
DISAMPAIKAN OLEH EFENDI ERLAN DALAM GRUP MUHAMMADIYAH BANJARNEGARA
Fenomena ini bukan hanya terjadi dalam Muhammadiyah, tetapi juga dalam organisasi lain. Namun, karena Muhammadiyah memiliki sistem perkaderan yang kuat dan berbasis amal usaha, tantangan ini harus disikapi dengan lebih strategis. Masalahnya bukan sekadar kuantitas peserta saat diklat, tetapi bagaimana kader tetap istiqamah dan berkontribusi setelahnya.
1. Mengapa Hal Ini Terjadi?
Fenomena ini bisa dipahami dengan melihat beberapa faktor yang memengaruhi:
A. Faktor Internal Kader
1. Motivasi yang Tidak Berbasis Kesadaran Jangka Panjang
Banyak peserta mengikuti diklat karena dorongan eksternal, seperti ajakan teman, kewajiban organisasi, atau hanya ingin pengalaman baru.
Setelah diklat, jika tidak ada kesadaran pribadi untuk berkontribusi, mereka akan kembali ke rutinitas masing-masing.
2. Kurangnya Rasa Percaya Diri dan Mentalitas Siap Tampil
Beberapa kader merasa tidak cukup kompeten untuk langsung tampil dan berperan di Muhammadiyah.
Ada juga yang khawatir salah berbicara atau kurang ilmu sehingga memilih mundur perlahan.
3. Benturan dengan Kesibukan Pribadi
Banyak kader yang setelah diklat kembali fokus pada pekerjaan, studi, atau urusan keluarga, sehingga tidak sempat aktif.
Dalam Muhammadiyah, aktivitas berbasis volunteerism (sukarela), sehingga tidak ada insentif finansial yang bisa menjadi daya tarik tambahan.
4. Tidak Ada Peran yang Jelas Setelah Diklat
Banyak kader merasa "bingung mau ngapain" setelah mengikuti pelatihan.
Tidak adanya tugas konkret atau jalur kaderisasi lanjutan membuat mereka kehilangan momentum.
B. Faktor Dari Organisasi Muhammadiyah Itu Sendiri
1. Kurangnya Follow-Up Setelah Diklat
Tidak semua daerah memiliki sistem pendampingan yang baik bagi kader baru.
Sering kali kader dibiarkan tanpa arah setelah diklat, tanpa ada mekanisme pengawalan.
2. Kurangnya Ruang untuk Kader Baru
Ada kasus di mana kader baru sulit mendapat kesempatan tampil karena didominasi oleh kader lama atau senior.
Budaya "mentoring" belum sepenuhnya berjalan di beberapa level kepemimpinan.
3. Atmosfer Organisasi yang Kurang Menarik bagi Kader Muda
Jika organisasi terasa kaku dan kurang memberikan ruang kreativitas, kader muda bisa merasa kurang nyaman.
Perlu adanya pendekatan baru dalam perkaderan yang lebih adaptif terhadap generasi muda.
2. Solusi Mengatasi Tantangan Perkaderan
Muhammadiyah bukan hanya organisasi yang mengandalkan banyaknya peserta dalam diklat, tetapi harus fokus pada kaderisasi yang berkelanjutan dan efektif. Berikut beberapa solusi yang bisa diterapkan:
A. Membangun Sistem Kaderisasi Berkelanjutan
1. Pendampingan Pasca-Diklat (Mentoring Program)
Setiap peserta diklat sebaiknya dipasangkan dengan mentor dari senior yang bisa membimbingnya.
Pendampingan ini bisa berbentuk halaqah kecil, diskusi rutin, atau proyek bersama.
2. Menyiapkan Tugas Bertahap untuk Kader Baru
Jangan langsung memberikan tanggung jawab besar, tetapi mulai dengan tugas kecil yang bisa membangun kepercayaan diri.
Contoh: mengelola media sosial, membuat kajian ringan, atau menjadi MC dalam acara Muhammadiyah.
3. Menyusun Roadmap Perkaderan yang Jelas
Setelah diklat, kader harus tahu apa langkah berikutnya dalam jenjang perkaderan Muhammadiyah.
Bisa dibuat sistem kaderisasi yang bertahap, misalnya:
Level 1: Mengikuti Diklat
Level 2: Mendapat Mentor
Level 3: Terlibat dalam Kegiatan
Level 4: Memimpin Program
Level 5: Menjadi Kader yang Mandiri
B. Memberikan Ruang dan Kesempatan Lebih Luas
1. Membuka Kesempatan Tampil bagi Kader Baru
Jika hanya senior yang aktif berbicara dan mengambil peran, kader baru akan sulit berkembang.
Perlu ada kebijakan agar kader baru juga dilibatkan dalam forum-forum Muhammadiyah.
2. Menciptakan Budaya Inklusif dan Adaptif
Muhammadiyah harus membuka diri terhadap metode komunikasi dan gaya kepemimpinan yang lebih modern.
Generasi muda cenderung lebih nyaman dalam organisasi yang fleksibel dan berbasis komunitas.
C. Membangun Militansi dan Loyalitas Kader
1. Menanamkan Kesadaran Ideologis Sejak Dini
Kader harus memahami bahwa Muhammadiyah bukan sekadar organisasi, tetapi gerakan dakwah.
Memahami sejarah perjuangan Muhammadiyah akan meningkatkan loyalitas dan militansi.
2. Membiasakan Budaya Beramal Nyata
Jika kader langsung dilibatkan dalam aksi sosial, mereka akan lebih merasakan manfaat menjadi bagian dari Muhammadiyah.
Contoh: terlibat dalam bakti sosial, pendidikan, atau program kesehatan Muhammadiyah.
D. Menggunakan Teknologi sebagai Sarana Kaderisasi
1. Membuat Platform Digital untuk Pembinaan Kader
Muhammadiyah bisa mengembangkan sistem pembinaan online, seperti forum diskusi atau platform e-learning.
Ini memudahkan kader yang sibuk tetap bisa belajar dan berinteraksi.
2. Memanfaatkan Media Sosial untuk Kaderisasi
Menggunakan Instagram, YouTube, atau Telegram untuk terus menghubungkan kader dengan kajian dan informasi Muhammadiyah.
Memperbanyak konten inspiratif agar kader tetap merasa terhubung.
3. Prinsip Utama: Kaderisasi adalah Proses, Bukan Sekadar Acara
Muhammadiyah harus selalu mengingat bahwa kaderisasi bukan hanya tentang mengumpulkan peserta diklat sebanyak mungkin, tetapi bagaimana membangun kader yang istiqamah dan siap berjuang.
Jika hanya fokus pada kuantitas, maka hasilnya adalah kader yang cepat hilang setelah diklat.
Jika fokus pada kualitas dan keberlanjutan, maka kader yang sedikit tetapi solid akan lebih bermanfaat bagi organisasi.
Rasulullah ﷺ tidak membangun Islam hanya dengan banyaknya pengikut, tetapi dengan kader-kader yang berkualitas seperti Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.
Prinsip yang bisa diambil:
1. Mulai dari yang sedikit tetapi solid (seperti dakwah awal di rumah Arqam bin Abi Arqam).
2. Bangun mentalitas pengorbanan dan militansi (seperti generasi sahabat yang siap berjuang).
3. Pastikan kader mendapatkan peran sesuai potensinya (setiap sahabat Nabi memiliki peran berbeda sesuai kapasitasnya).
Fenomena "banyak saat diklat, sedikit saat tampil" bukan masalah baru, tetapi tantangan yang harus diatasi. Dengan pendampingan yang kuat, tugas bertahap, ruang yang terbuka, dan strategi kaderisasi modern, Muhammadiyah bisa mencetak kader yang benar-benar siap berkontribusi dalam dakwah dan amal usaha.
Prinsipnya sederhana: Lebih baik sedikit tapi istiqamah, daripada banyak tetapi cepat hilang.
Untuk mendukung pentingnya kaderisasi yang berkelanjutan dan istiqamah dalam perjuangan, beberapa dalil dari Al-Qur’an dan Hadis yang relevan:
1. Dalil tentang Istiqamah dalam Dakwah dan Perjuangan
A. Al-Qur’an: QS. Fussilat: 30
"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, 'Tuhan kami adalah Allah,' kemudian mereka istiqamah, maka malaikat-malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), 'Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan kepadamu.’”
Kader Muhammadiyah harus istiqamah dalam perjuangan, bukan hanya semangat saat diklat tetapi juga dalam penerapan nyata.
Keberlanjutan perjuangan dalam organisasi adalah bagian dari keistiqamahan dalam beragama.
B. Al-Qur’an: QS. Muhammad: 7
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."
Jika kader Muhammadiyah benar-benar berkontribusi untuk perjuangan dakwah, Allah akan memberikan pertolongan dan keteguhan hati.
Jangan hanya aktif saat pelatihan, tetapi harus tetap berjuang setelahnya.
2. Dalil tentang Pentingnya Peran Kader dalam Dakwah
A. Al-Qur’an: QS. Ali Imran: 104
"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Dakwah dan perjuangan bukan tugas satu-dua orang, tetapi harus ada kader yang benar-benar berperan aktif.
Jika setelah diklat kader tidak tampil, berarti perintah dalam ayat ini belum terlaksana dengan baik.
3. Dalil tentang Konsistensi dan Tidak Mudah Mundur
A. Hadis dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sebaik-baik amal adalah yang dilakukan secara terus-menerus meskipun sedikit."
(HR. Bukhari no. 6464 dan Muslim no. 2818)
Dalam perkaderan Muhammadiyah, yang paling penting bukan hanya jumlah peserta diklat, tetapi bagaimana mereka tetap beramal dan berkontribusi secara istiqamah.
Lebih baik kader sedikit tetapi aktif, daripada banyak tetapi hilang setelah pelatihan.
B. Hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Sesungguhnya Allah mencintai seseorang yang ketika mengerjakan sesuatu, ia melakukannya dengan sungguh-sungguh dan profesional."
(HR. Thabrani dan al-Baihaqi)
Jika kader sudah mengikuti diklat, maka mereka harus benar-benar mengamalkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh.
Tidak cukup hanya hadir saat pelatihan, tetapi harus bekerja nyata dalam Muhammadiyah.
4. Dalil tentang Kaderisasi yang Berkelanjutan
Hadis tentang Kaderisasi Rasulullah ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda kepada Mu'adz bin Jabal ketika mengutusnya ke Yaman:
"Wahai Mu’adz! Bisa jadi engkau tidak akan bertemu lagi denganku setelah tahun ini, dan mungkin saja engkau hanya akan melihat masjidku dan kuburanku.”
(HR. Ahmad no. 22144)
Rasulullah ﷺ selalu menyiapkan kader yang siap menggantikan dan melanjutkan perjuangan.
Dalam Muhammadiyah, perkaderan harus terus berjalan agar perjuangan dakwah tidak berhenti.
Dari dalil-dalil di atas, bisa menyimpulkan beberapa poin utama:
1. Istiqamah adalah kunci dalam perjuangan dakwah (QS. Fussilat: 30, QS. Muhammad: 7).
2. Harus ada kader yang aktif dalam amar ma’ruf nahi munkar (QS. Ali Imran: 104).
3. Kebaikan yang paling dicintai Allah adalah yang dilakukan secara konsisten (HR. Bukhari & Muslim).
4. Kaderisasi harus dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan sekadar seremonial (HR. Thabrani & Baihaqi).
5. Rasulullah ﷺ telah memberi contoh kaderisasi yang berkelanjutan (HR. Ahmad).
Muhammadiyah harus memastikan bahwa kader-kader yang telah mengikuti diklat tidak hanya berhenti pada pelatihan, tetapi terus bergerak dan berkontribusi dalam amal usaha dan dakwah.
Senin, 10 Februari 2025
Minggu, 09 Februari 2025
belajar
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/4FgUlbNk-Ug?si=5NkFrDllWC7Pt5vH
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: Yuk langsung Kita simak Materi malam ini
https://youtu.be/25SJL-k3pSE?si=CZ5WGG9fw2RgadUv
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/CeBF8N4pOMU?si=9FBQ6nScVnZ0f4k7
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/ZsTISElf33c?si=ca8ZuraUNbCqDfic
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: Nah Cara agar temen2 bisa membuat Gambar Bertambah detiknya dan dikasih musik bisa gunakan cara ini Menggunakan Aplikasi Capcut
https://youtu.be/nmTsyjwVQb0?si=7CpH5GujymZeUUUN
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: Yuk langsung Buat akun ya simak tutorialnya
https://youtu.be/7YA7z0ZdF-M?si=obihGA9yoPgGHB39
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/D4c5w-QidvY?si=U3PkB6pE6wD5HNfY
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: Lanjut Kita membuat Akun
https://youtu.be/1prhVcfEA18?si=C1EfYBvafwGRywwj
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/73vC1x3oyw0?si=vVTtXqtPR_jajeVw
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/nfJVQY-TAmY?si=NGHxiwUEGx1Hombh
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/QrYgmlIwOt8?si=4KI5Cd92kEH2cOtv
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: Yuk Langsung Simak Cara Membuat Akun Artflow.ai
https://youtube.com/shorts/87PHxwjlV-I?si=KmI32E0OcEHlibxK
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtube.com/shorts/Cs6gHswwPgU?si=9PRFjs4aoXxpR9Ls
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: https://youtu.be/OQJ3tcQR4Qg?si=a5ypFTlui9JrK07T
[19.55, 9/2/2025] Ave Cendani Dwi Arum,M.S.i PDNA: Setelah selesai Baru kita masuk ke aplikasi Capcut ya ..
https://youtu.be/AGp7xAL8pnw?si=ccN9806kte5k4dQf
[20.06, 9/2/2025] Purwo Setiono: