MIMBAR DAKWAH BANJARNEGARA ADALAH MEDIA DAKWAH UNTUK MEMOTIVASI INSAN MENJADI PRIBADI YANG BERTAKWA, BERPRESTASI, SEJAHTERA DAN BERDAYAGUNA PENUH RAHMAT ALLAH
Senin, 29 Juli 2024
Minggu, 21 Juli 2024
Senin, 01 Juli 2024
TIDAK SEMUA ORANG HUSNUL KHOTIMAH BAGAIMANA SOLUSINYA ?
TIDAK SEMUA ORANG HUSNUL KHOTIMAH
BAGAIMANA SOLUSINYA ?
Disusun oleh : Wiwin urwosetiono
Pengantar
Semua orang ingin hidup bahagia, mati husnul
khotimah dan kelak masuk surga. Namun di ahir hayat, tidak semua orang bisa
husnul khotimah. Hal ini antara lain disebabkan adanya gangguan setan terkutuk
sepanjang waktu dan juga adanya gangguan hawa napsu. Mari pahami Alquran Surat
Al-A’raf ayat 16-17 dan hadis berikut !
قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ
لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ
ثُمَّ
لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن
شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ
Iblis
menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar
akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
kemudian
saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan
dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur
(taat).
Dalam
hadis dari Abu Said al-Khuri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ قَالَ: وَعِزَّتِكَ يَا رَبِّ، لَا أَبْرَحُ أُغْوِي عِبَادَكَ
مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ،
قَالَ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ
مَا اسْتَغْفَرُونِي
Iblis bersumpah, demi keagungan-Mu ya Rab, aku
tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan hamba-hamba-Mu, selama ruh mereka
masih dikandung jasad.
Allah berfirman, “Demi keagungan dan kumuliaan-Ku,
Aku akan senantiasa memberikan ampunan untuk mereka, selama mereka memohon
ampun kepada-Ku.”
(HR. Ahmad 11237 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).
Atas sumpah ini, iblis dan bala tentaranya sangat antusias untuk
menyesatkan manusia. Terutama di suasana-suasana genting, ketika manusia di
posisi sangat labil.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma,
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَىْءٍ مِنْ شَأْنِهِ
Sesungguhnya setan mendatangi kalian dalam segala
urusan kalian.
HR. Muslim 5423).
Dalam salah satu doanya, Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam mengucapkan,
وَأَعُوذُ بِكَ أَن يَتَخَبَّطَنِي الشَّيطَانُ عِندَ المَوتِ
Aku berlindung kepada-Mu agar tidak disesatkan
setan ketika kematian.
(HR. Ahmad 8667, Abu Daud 1554 dan dishahihkan al-Albani)
Disamping
gangguan setan yang merusak rusaknya hidup mati seseorang , ada juga faktor gangguan napsu. Perhatikan firman Allah surat Yusuf
ayat 53 sebagai berikut !
إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ
إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ
SESUNGGUHNYA
NAFSU ITU SELALU MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Kita tidak boleh lengah. Agar semakin semangat menjaga
iman sampai ahir hayat, mari kita pahami firman Allah surat Ali Imron ayat 102 sebagai
berikut :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟
ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ
إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam(Surat Ali ‘Imran Ayat 102)
Seiring dengan itu, mari kita
pahami,kita cerna sabda Rasulullah
sebagai berikut :
عَنِ بْنِ
مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :
حَدَّثَنَا
رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ
. فَوَ
اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ
الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ
عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا،
Dari
Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang
benar lagi dibenarkan,
“Demi Allah yang tidak ada tuhan yang berhak
disembah selain Dia, sesungguhnya di antara kamu ada orang yang melakukan
perbuatan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal
sehasta, akan tetapi catatan mendahuluinya, akhirnya dia melakukan perbuatan
ahli neraka, ia pun masuk ke neraka.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis di
atas mengingatkan kepada kita bahwa benar akan ada manusia yang awalnya alim
dan takwa, hampir saja masuk surga, tapi sayang di akhir hayatnya justru
melakukan amalan ahli neraka yang menjerumuskan orang tersebut ke neraka,
sungguh ahir hidup yang buruk, tidak bisa husnul khotimah
Di jaman
Rasulullah pun sudah terbukti ada sahabat Rasul yang muslim,Bernama Ubaidullah
Bin Jahsy ,dia ikut hijrah gelombang
pertama ke Habasyah (Etiopia). Setelah bermukim di Habasyah, dia dan istrinya
murtad sampai wafat. Kisah Ubaidullah yang tragis ini banyak disebut dalam buku
Sejarah Islam, antara lain diceritakan oleh :
1. IBNU SA’AD, dalam AT-TABAQAT AL-KUBRA,
2. AL-BALADZARI, dalam ANSAB AL-ASYRAF,
3. AL-JAZARI, dalam USUDUL GHABAH FI
MAKRIFAT AS-SAHABAH.
Semua Ahli
Sejarah Ini Sepakat Mengenai Murtadnya Ubaidullah Bin Jahsy (1)
AKIBAT (DAMPAK
NEGATIVE) JIKA KITA MURTAD DAN MATI DALAM KEKAFIRANDAN MATI DALAM KEKAFIRAN :
Banyak
ancaman dan dampak negative bagi manusia jika murtad, kafir, atau penuh dosa di
ahir hayatnya. Hal ini antara lain disebutkan dalam firman Allah surat
Albaqoroh ayat 217, An-Nisa’ :137, Muhammad :25`
ALBAQOROH : 217
وَمَنْ يَّرْتَدِدْ
مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ
فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ
فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ
وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ
هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ
Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya,
Lalu dia mati dalam kekafiran,
Maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka
itulah penghuni neraka,
Mereka kekal di dalamnya.”
SURAT
AN-NISA : 137
إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟
ثُمَّ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ٱزْدَادُوا۟ كُفْرًا
لَّمْ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا
لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًۢا
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kamudian kafir
lagi,kemudian bertambah kekafirannya,maka allah tidak akan memberi ampunan
kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.
SURAT
MUHAMMAD AYAT 25
إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ
أَدْبَٰرِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلْهُدَى ۙ ٱلشَّيْطَٰنُ
سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَىٰ لَهُمْ
sesungguhnya
orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu
jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan
memanjangkan angan-angan mereka.
Dari
ayat ayat quran di atas, kita ketahui bahwa, jika kita murtad atau hidupnya
berahir buruk ( penuh dosa, syirik, riya, munafik, murtad ), maka berakibat :
1.
Amal kita
di dunia akhirat sia-sia, dan kita masuk neraka
2.
Tidak
mendapat ampunan allah dan tak akan mendapat hidayah
3.
Mudah
tergoda setan untuk berbuat dosa dan hidup selalu gelisah terbelenggu
angan-angan panjang
HIKMAH :
1.
Iman bisa
tebal tipis dan hilang
2.
Hati
manusia selalu bergejolak
3.
Sebab
utamanya adalah setan dan napsu
4.
Orang yang sekarang
beriman, bisa jadi matinya dalam kekakafiran
5.
Maka perlu
usaha serius agar iman dan takwa terus berkembang baik
6.
Agar kita
dijaga Allah, sehingga sukses lahir batin dunia akhirat, husnul khotimah dan
masuk surga tanpa hisab
APA
YG HARUS KITA LAKUKAN ?
Banyak
hal yg perlu kita lakukan agar hidup tenang, sejahtera, husnul khotimah dan
masuk surga, antara lain :
1.
Perbanyak
doa dengan khusuk
2.
Perbanyak amal
sholeh
3.
Rajin
berusaha meraih rido dan hidayah allah dengan istiqomah, sabar,tabah, tawakkal,
Ikhlas
USAHA
YANG PALING MUDAH ADALAH DENGAN DOA
Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang menjamin
kita bahwa do akita pasti akan dikabulkan (QS.Al-Ghafir : 60).
وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu Berfirman: "Berdoalah
Kepada-Ku, Niscaya Akan Kuperkenankan
Bagimu
DOA
DAN USAHA BISA KITA GUNAKAN UNTUK MERUBAH TAKDIR
Terdapat dalam hadis Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,
إن
العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه، وإن القضاء لا يرده إلا الدعاء، وإن الدعاء مع
القضاء يعتلجان إلى يوم القيامة،
وإن البر يزيد في العمر
“Sesungguhnya
seorang hamba terhalangi dari rizkinya karena dosa yang dilakukannya.
Sesungguhnya takdir itu tidaklah berubah kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa
dan takdir saling berusaha untuk mendahului, hingga hari kiamat. Dan
sesungguhnya perbuatan baik (kepada orang tua) itu memperpanjang umur.”
(HR. Ahmad no. 22438, Ibnu Majah no. 22438,
dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad)-2
DALAM BERDOA, KITA HARUS KHUSUK
Dalam berdoa kita harus khusuk (tenang penuh
penghayatan, memahami betul isi dan makna do akita, konsentrasi penuh,
menyatukan gerak bibir lisan dengan
pikiran dalam berdoa ). Ingat, Allah tidak akan mengabulkan doa seseorang yang
hatinya lalai
اُدْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ
بِالإِجَابَةِ
وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً
مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ
“Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan
dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang
lalai.”
(HR. Tirmidzi, no. 3479. Syaikh Al-Albani
mengatakan bahwa hadits ini hasan).
Terkait dengan hal ini, maka DALAM SETIAP BERDOA ,
KITA HARUS PENUH KEYAKINAN BAHW DOA KITA PASTI AKAN DIKABULKAN, serta mau tidak
mau, kita harus belajar Bahasa arab, agar banyak menguasasi kosa kata Bahasa
arab, sehingga dalam berdoa ,sholat dan tadarus quran , kita paham dan
menghayati apa yang sedang kita lafalkan.
CATATAN PENTING TENTANG AKAPAN DIKABULKANNYA DOA :
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه
وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ
قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ
تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ
وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً
نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»
“Abu Sa’id
radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
:
“Tidak ada
seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan
memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga
perkara:
1. disegerakan baginya (pengabulan
doanya) di dunia
2. atau, disimpan baginya
(pengabulan doanya) di akhirat
3. atau, dengan dijauhkan dari
keburukan semisalnya.
”Para shahabat berkata, “Wahai
Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa?”Beliau menjawab, “Allah
lebih banyak (pengabulan doanya).”
( HR. Ahmad, Shahih At Targhib
wa At Tarhib, no. 1633)
Teruslah berdo’a jangan pernah berhenti. Karena ia merupakan ibadah dan
mendatangkan kecintaan kepada Allah.
CONTOH DOA
AGAR HUSNUL KHOTIMAH :
1.
DOA AGAR SELALU INGAT ALLAH
أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى
دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ
اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ
وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
“AKU MEMBERIKANMU NASEHAT, WAHAI MU’ADZ. JANGANLAH ENGKAU
TINGGALKAN SAAT DI PENGHUJUNG SHALAT (DI AKHIR SHALAT SEBELUM SALAM) BACAAN
DOA:
YA ALLAH, TOLONGLAH
AKU AGAR :
SELALU INGAT PADAMU, SELALU
SYUKUR KEPADAMU,
SELALU BAIK DALAM MENGABDI
PADAMU
(HR. Abu Daud no. 1522 dan An
Nasai no. 1304.
2.
DOA AGAR
TIDAK SESAT SESUDAH MENDAPAT HIDAYAH
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ
YA TUHAN KAMI,
JANGANLAH ENGKAU JADIKAN HATI KAMI CONDONG KEPADA
KESESATAN SESUDAH ENGKAU BERI PETUNJUK KEPADA KAMI,
DAN KARUNIAKANLAH KEPADA KAMI RAHMAT DARI SISI
ENGKAU; KARENA SESUNGGUHNYA ENGKAU-LAH MAHA PEMBERI (KARUNIA)".
(QS.ALI IMRON : 8)
3.DOA AGAR
MENDAPAT KETEGUHAN HATI DAN IMAN
Ummu
Salamah pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
يَا رَسُولَ
اللَّهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى
دِينِكَ
“Wahai
Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdo’a dengan do’a, ’Ya muqollibal
quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik
(Wahai Dzat
yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’. ”
Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam seraya menjawab,
يَا أُمَّ
سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ
أَصَابِعِ اللَّهِ
فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ
“Wahai Ummu
Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah.
Siapa saja
yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman.
Namun siapa
saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”
Setelah itu
Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan SURAT Ali Imron
ayat 8
(HR. Tirmidzi,
no. 3522; Ahmad, 6: 315.)
LANGKAH
KEDUA, BERTAUBAT DAN MOHON AMPUN AGAR
HUSNUL KHOTIMAH
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً
نَّصُوحًا
عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ
جَنَّٰتٍ
Hai orang-orang yang beriman,
Bertaubatlah kepada allah, dengan taubatan nasuhaa
(taubat yang semurni-murninya).
Mudah-mudahan rabbmu
Akan menutupi kesalahan-kesalahanmu
Dan memasukkanmu ke dalam jannah
(surat at-tahrim ayat 8)
BERAPA KALI HARUS BERTAUBAT DAN MOHON AMPUN DALAM
SEHARI ?
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
يَا
أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ
مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai
sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu
bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.”
(HR.
Muslim)
HASIL TAUBAT DAN BANYAK ISTIGHFAR
Jika kita rajin
beristighfar , maka kita akan diampuni oleh Allah, juga akan mendapat 3 hadiah
utama yang sangat memuaskan dari Allah. Disebutkandalam hadis, dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata:
Rasulullah SAW bersabda,
عن عبد الله بن عباس
-رضي الله عنهما- عن النبي -صلى الله عليه وسلم
قال: من لَزِمَ
الاستغفار جعل الله له من كل ضِيقٍ مخرجًا،
ومن كل هَمٍّ فرجًا، وَرَزَقَهُ من حيث لا يحتسب
Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca
istighfar,
Allah akan menjadikan baginya :
1. jalan keluar dari setiap kesusahan,
2. dan solusi dari setiap kesempitan,
3. dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangka
(HR
Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, & Al-Hakim).
LANGKAH KETIGA, MOHON RAHMAT ALLAH AGAR HUSNUL KHOTIMAH
Dalam hadis Jabir bin Abdilah disebutkan sabda Nabi shallallahu
alaihi wa sallam,
لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ،
وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
“TIDAK ADA
AMALAN SEORANGPUN YANG BISA MEMASUKKANNYA KE DALAM SURGA, DAN MENYELEMATKANNYA
DARI NERAKA.
TIDAK JUGA
DENGANKU,KECUALI DENGAN RAHMAT DARI ALLAH”
(HR. MUSLIM
NO. 2817).
LANGKAH KEEMPAT ,BERDOA MOHON RAHMAT ALLAH
Dalam
Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani ,Kitab Shalat disebutkan :
عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيق رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ
قَالَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلاَتِي
قَالَ:
قُلْ: «اللهُمَّ إنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً،
وَلاَ
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي،
إنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.
Dari abu bakar ash-shiddiq radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau
berkata kepada rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam,
“ajarkanlah kepadaku doa yang aku
baca dalam shalatku.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ucapkanlah:
Ya allah, sesungguhnya aku telah
menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali engkau,
Maka ampunilah aku dengan ampunan dari
sisi-mu,
Rahmatilah aku (kasihanilah diriku),
Sesungguhnya engkaulah yang maha
pengampunan lagi maha penyayang.”
(muttafaqun
‘alaih) [hr. Bukhari, no. 834 dan muslim, no. 2705]
Doa ini bisa bisa dibaca setelah doa
sujud dan setelah doa tahyat akhir.
DOA
MOHON AMPUNAN DAN RAHMAT DALAM SHOLAT
Ada
beberapa doa dalam shalat untuk mohon ampunan dan Rahmat Allah,antara lain doa
yang terdapat di :
1.
Iftitah , Rukuk, Fatihah, Sujud
2.
Duduk di antara dua sujud, Tahyat akhir
Mari
maksimalkan doa kita dalam rukun rukun tersebut. Ucapkan dengan tartil,
perlahan, konsentrasi penuh, pahami maknanya, khusuk dan tuma’ninah.
TUNTUNAN
BACAAN DI ANTARA DUA SUJUD BERDASAR
RIWAYAT AT-TIRMIDZI DARI
IBNU ABBAS, BERBUNYI:
عن ابن عبّاس انّ النّبي صلعم كان يقول بين
السجد تين:
اللّهم اغفرلى وارحمنى واجبرنى واهدنى وارزقنى
(رواه الترمزى)
Dari Ibnu
Abbas menerangkan bahwa nabi saw, di antara dua sudud mengucapkan:
“Ya Allah
ampunilah dosaku, RAHMATILAH AKU (belah kasihanilah aku),
cukupilah
aku, berilah petunjuk dan beri rezeki kepadaku
(HR At
Tirmidzi) Nomor 284
DASAR HUKUM BANYAK BERDOA SAAT RUKUK, SUJUD,
SETELAH TAHYAT AKHIR
Rasulullah SAW bersabda,
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ
وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا مِنَ الدُّعَاءِ
Kondisi terdekat seorang hamba dari Allah adalah
ketika sujud, maka berdoalah kalian yang banyak." (HR Muslim)
Terdapat juga sebuah hadits pendukung sebagai
berikut, "Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdoa
padanya, karena pantas untuk dikabulkan doamu (pada waktu itu)." (HR
Muslim)
Bagaimana mustajabnya doa ketika sujud?
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ :(( فَأمَّا الرُّكُوعُ
فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا
فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun ketika rukuk, maka
agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam
berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.”
(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 479]
Hadits KE 1428
وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( أَقْرَبُ مَا يَكُونُ
العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ )) . رَوَاهُ
مُسْلِمٌ .
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan seorang hamba paling
dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud,
maka perbanyaklah berdoa saat
itu.”
(HR. Muslim) [HR. Muslim, no.
482]
Penjelasan:
1. Hadits ini menunjukkan dorongan untuk memperbanyak doa ketika
sujud. Karena ketika sujud adalah tempat yang paling dekat antara seorang hamba
dengan Allah.
2. Boleh meminta hajat apa pun ketika sujud dan saat sujud adalah
tempat terkabulnya doa.
3. Boleh meminta berulang-ulang dalam doa agar mudah terkabul.
4. Maksud dari dzikir saat rukuk adalah untuk mengagungkan Allah
yaitu menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan. Karenanya ketika rukuk
dianjurkan membaca “SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZHIM” (Mahasuci Allah Yang Mahaagung)
dan ketika sujud membaca “SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA” (Mahasuci Allah Yang
Mahatinggi).
5. Membaca subhanallah saat rukuk dan sujud dihukumi sunnah, bukan
wajib. Inilah yang jadi pendapat jumhur (madzhab Malik, Abu Hanifah dan
Syafi’i). Alasannya karena dalam hadits musii’
sholatuhu (orang yang jelek shalatnya), tidak diperintahkan
baginya membaca bacaan tersebut. Seandainya wajib tentu akan diperintahkan.
6. Ketika sujud diperintahkan menggabungkan bacaan subhanallah (tasbih)
dan doa.
7. Ketaatan semakin membuat seorang hamba dekat dengan Allah.
8. Semakin seorang hamba bertambah ketaatan, maka semakin doanya
mudah terkabul.
- Rasullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam semangat mengajarkan umatnya
kebaikan.
Referensi:
- Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim.
Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar
Ibnu Hazm. 4:177.
- Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh
Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H.
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:455.
Memperlama
Sujud Terakhir untuk Berdoa
Dalam Fatawa Al-Islamiyah
(1:258), Syaikh ‘Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata, “Aku tidak
mengetahui adanya dalil yang menyebutkan untuk memperlama sujud terakhir dalam
shalat. Yang disebutkan dalam berbagai hadits, rukun shalat atau keadaan
lainnya itu hampir sama lamanya.”
Syaikh ‘Abdullah
Al-Jibrin rahimahullah juga menjelaskan, “Aku tidak mengetahui adanya dalil yang
menganjurkan untuk memperlama sujud terakhir dalam shalat. Akan tetapi, memang
sebagian imam melakukan seperti ini sebagai isyarat pada makmum bahwa ketika
itu adalah raka’at terakhir atau ketika itu adalah amalan terakhir dalam
shalat. Karenanya, mereka pun memperpanjang sujud ketika itu. Dari sinilah,
mereka maksudkan agar para jama’ah tahu bahwa setelah itu adalah duduk terakhir
yaitu duduk tasyahud akhir. Namun alasan semacam ini tidaklah menjadi sebab
dianjurkan memperpanjang sujud terakhir ketika itu.” (Fatawa Syaikh Ibnu
Jibrin, Ahkam Qoth’ush Shalah, Fatawan no. 2046 dari website beliau)
Berdoa
Ketika Rukuk dan Sujud dengan Doa dari Al-Qur’an
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
نَهَانِى
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk
membaca (ayat Al-Qur’an) ketika ruku’ dan sujud.” (HR. Muslim no. 480)
Lalu bagaimana dengan berdoa
dengan doa dari Al-Qur’an saat sujud?
Jawabnya, hal ini
tidaklah mengapa. Kita boleh saja berdo’a dengan do’a yang bersumber dari Al
Qur’an. Seperti do’a sapu jagat,
رَبَّنَا آَتِنَا
فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Rabb kami, berilah kami
kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa
neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).
Atau do’a agar diberikan
keistiqamahan,
رَبَّنَا
لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ
رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Ya Rabb kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)
Alasannya karena niatan
ketika itu adalah bukan untuk tilawah Al Qur’an, namun untuk berdo’a. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,
إِنَّمَا
الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Setiap amalan tergantung pada
niat. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari, no. 1
dan Muslim, no. 1907).
Salah seorang ulama
Syafi’iyah, Az-Zarkasyi rahimahullah berkata, “Yang terlarang adalah jika dimaksudkan membaca Al
Qur’an (ketika sujud). Namun jika yang dimaksudkan adalah doa dan sanjungan
pada Allah maka itu tidaklah mengapa, sebagaimana pula seseorang boleh membaca
qunut dengan beberapa ayat Al-Qur’an” (Tuhfah Al-Muhtaj, 6:6, Mawqi’ Al-Islam).
Telat
dari Imam Ketika Berdoa Saat Sujud
Ketika berdoa saat sujud jangan sampai telat dari imam karena
Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
إِنَّمَا
جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ
“Imam itu diangkat untuk
diikuti, maka janganlah diselisihi.” (HR.
Bukhari, no. 722; dari Abu Hurairah)
RESEP USAHA AGAR HUSNUL KHOTIMAH DAN MASUK SURGA
1.
TAUBATAN NASUHA
2.
PERBANYAK DZIKIR DAN AMAL SHOLEH
3.
JANGAN ULANGI KESALAHAN