Senin, 01 Juli 2024

TIDAK SEMUA ORANG HUSNUL KHOTIMAH BAGAIMANA SOLUSINYA ?

 

TIDAK SEMUA ORANG HUSNUL KHOTIMAH

BAGAIMANA SOLUSINYA ?

Disusun oleh : Wiwin urwosetiono

 Pengantar

 

Semua orang ingin hidup bahagia, mati husnul khotimah dan kelak masuk surga. Namun di ahir hayat, tidak semua orang bisa husnul khotimah. Hal ini antara lain disebabkan adanya gangguan setan terkutuk sepanjang waktu dan juga adanya gangguan hawa napsu. Mari pahami Alquran Surat Al-A’raf ayat 16-17 dan hadis berikut !

قَالَ فَبِمَآ أَغۡوَيۡتَنِي لَأَقۡعُدَنَّ لَهُمۡ صِرَٰطَكَ ٱلۡمُسۡتَقِيمَ

 ثُمَّ لَأٓتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ وَعَنۡ أَيۡمَٰنِهِمۡ وَعَن شَمَآئِلِهِمۡۖ وَلَا تَجِدُ أَكۡثَرَهُمۡ شَٰكِرِينَ

Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,

kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).

 

Dalam hadis dari Abu Said al-Khuri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّيْطَانَ قَالَ: وَعِزَّتِكَ يَا رَبِّ، لَا أَبْرَحُ أُغْوِي عِبَادَكَ

 مَا دَامَتْ أَرْوَاحُهُمْ فِي أَجْسَادِهِمْ،

قَالَ الرَّبُّ: وَعِزَّتِي وَجَلَالِي لَا أَزَالُ أَغْفِرُ لَهُمْ

مَا اسْتَغْفَرُونِي

Iblis bersumpah, demi keagungan-Mu ya Rab, aku tidak akan pernah berhenti untuk menyesatkan hamba-hamba-Mu, selama ruh mereka masih dikandung jasad.

Allah berfirman, “Demi keagungan dan kumuliaan-Ku, Aku akan senantiasa memberikan ampunan untuk mereka, selama mereka memohon ampun kepada-Ku.” 

(HR. Ahmad 11237 dan dihasankan Syuaib al-Arnauth).

Atas sumpah ini, iblis dan bala tentaranya sangat antusias untuk menyesatkan manusia. Terutama di suasana-suasana genting, ketika manusia di posisi sangat labil.

 

 

Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

إِنَّ الشَّيْطَانَ يَحْضُرُ أَحَدَكُمْ عِنْدَ كُلِّ شَىْءٍ مِنْ شَأْنِهِ

Sesungguhnya setan mendatangi kalian dalam segala urusan kalian. 

HR. Muslim 5423).

 

Dalam salah satu doanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan,

وَأَعُوذُ بِكَ أَن يَتَخَبَّطَنِي الشَّيطَانُ عِندَ المَوتِ

Aku berlindung kepada-Mu agar tidak disesatkan setan ketika kematian.

(HR. Ahmad 8667, Abu Daud 1554 dan dishahihkan al-Albani)

 

Disamping gangguan setan yang merusak rusaknya hidup mati seseorang , ada juga faktor gangguan napsu. Perhatikan firman Allah surat Yusuf ayat 53 sebagai berikut !

 

إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ

إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ

SESUNGGUHNYA NAFSU ITU SELALU MENYURUH KEPADA KEJAHATAN, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.

 

Kita tidak boleh lengah. Agar semakin semangat menjaga iman sampai ahir hayat, mari kita pahami  firman Allah surat Ali Imron ayat 102 sebagai berikut :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ

 إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam(Surat Ali ‘Imran Ayat 102)

Seiring dengan itu, mari kita pahami,kita cerna  sabda Rasulullah sebagai berikut :

عَنِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :

حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ

. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا،

 

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar lagi dibenarkan,

 “Demi Allah yang tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya di antara kamu ada orang yang melakukan perbuatan ahli surga sehingga jarak antara dirinya dengan surga hanya tinggal sehasta, akan tetapi catatan mendahuluinya, akhirnya dia melakukan perbuatan ahli neraka, ia pun masuk ke neraka.

(HR. Bukhari dan Muslim).

 

Hadis di atas mengingatkan kepada kita bahwa benar akan ada manusia yang awalnya alim dan takwa, hampir saja masuk surga, tapi sayang di akhir hayatnya justru melakukan amalan ahli neraka yang menjerumuskan orang tersebut ke neraka, sungguh ahir hidup yang buruk, tidak bisa husnul khotimah

Di jaman Rasulullah pun sudah terbukti ada sahabat Rasul yang muslim,Bernama Ubaidullah Bin Jahsy ,dia  ikut hijrah gelombang pertama ke Habasyah (Etiopia). Setelah bermukim di Habasyah, dia dan istrinya murtad sampai wafat. Kisah Ubaidullah yang tragis ini banyak disebut dalam buku Sejarah Islam, antara lain diceritakan oleh :

1.   IBNU SA’AD, dalam AT-TABAQAT AL-KUBRA,

2.   AL-BALADZARI,  dalam ANSAB AL-ASYRAF,

3.   AL-JAZARI, dalam USUDUL GHABAH FI MAKRIFAT AS-SAHABAH.

Semua Ahli Sejarah Ini Sepakat Mengenai Murtadnya Ubaidullah Bin Jahsy (1)

 

AKIBAT (DAMPAK NEGATIVE) JIKA KITA MURTAD DAN MATI DALAM KEKAFIRANDAN MATI DALAM KEKAFIRAN :

Banyak ancaman dan dampak negative bagi manusia jika murtad, kafir, atau penuh dosa di ahir hayatnya. Hal ini antara lain disebutkan dalam firman Allah surat Albaqoroh ayat 217, An-Nisa’ :137, Muhammad :25`

 

ALBAQOROH : 217

 وَمَنْ يَّرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهٖ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ

فَاُولٰۤىِٕكَ حَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ ۚ

وَاُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۚ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ

 

Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya,

Lalu dia mati dalam kekafiran,

Maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka,

Mereka kekal di dalamnya.”

 

SURAT AN-NISA : 137

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ءَامَنُوا۟ ثُمَّ كَفَرُوا۟ ثُمَّ ٱزْدَادُوا۟ كُفْرًا

لَّمْ يَكُنِ ٱللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلًۢا

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman kemudian kafir,  kemudian beriman (pula), kamudian kafir lagi,kemudian bertambah kekafirannya,maka allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus.

 

SURAT MUHAMMAD AYAT 25

إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱرْتَدُّوا۟ عَلَىٰٓ أَدْبَٰرِهِم مِّنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ ٱلْهُدَى ۙ ٱلشَّيْطَٰنُ سَوَّلَ لَهُمْ وَأَمْلَىٰ لَهُمْ

sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka.

 

Dari ayat ayat quran di atas, kita ketahui bahwa, jika kita murtad atau hidupnya berahir buruk ( penuh dosa, syirik, riya, munafik, murtad ), maka berakibat :

1.   Amal kita di dunia akhirat sia-sia, dan kita masuk neraka

2.   Tidak mendapat ampunan allah dan tak akan mendapat hidayah

3.   Mudah tergoda setan untuk berbuat dosa dan hidup selalu gelisah terbelenggu angan-angan panjang

 

 

HIKMAH :

1.   Iman bisa tebal tipis dan hilang

2.   Hati manusia selalu bergejolak

3.   Sebab utamanya adalah setan dan napsu

4.   Orang yang sekarang beriman, bisa jadi matinya dalam kekakafiran

5.   Maka perlu usaha serius agar iman dan takwa terus berkembang baik

6.   Agar kita dijaga Allah, sehingga sukses lahir batin dunia akhirat, husnul khotimah dan masuk surga tanpa hisab

 

APA YG HARUS KITA LAKUKAN ?

Banyak hal yg perlu kita lakukan agar hidup tenang, sejahtera, husnul khotimah dan masuk surga, antara lain :

1.   Perbanyak doa dengan khusuk

2.   Perbanyak amal sholeh

3.   Rajin berusaha meraih rido dan hidayah allah dengan istiqomah, sabar,tabah, tawakkal, Ikhlas

 

USAHA YANG PALING MUDAH ADALAH DENGAN DOA

Allah Yang Maha Pengasih dan penyayang menjamin kita bahwa do akita pasti akan dikabulkan (QS.Al-Ghafir : 60).

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Dan Tuhanmu Berfirman: "Berdoalah Kepada-Ku, Niscaya Akan Kuperkenankan Bagimu

 

DOA DAN USAHA BISA KITA GUNAKAN UNTUK MERUBAH TAKDIR

Terdapat dalam hadis Tsauban radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau bersabda,

إن العبد ليحرم الرزق بالذنب يصيبه، وإن القضاء لا يرده إلا الدعاء، وإن الدعاء مع القضاء يعتلجان إلى يوم القيامة،

 وإن البر يزيد في العمر

“Sesungguhnya seorang hamba terhalangi dari rizkinya karena dosa yang dilakukannya. Sesungguhnya takdir itu tidaklah berubah kecuali dengan doa. Sesungguhnya doa dan takdir saling berusaha untuk mendahului, hingga hari kiamat. Dan sesungguhnya perbuatan baik (kepada orang tua) itu memperpanjang umur.”

 (HR. Ahmad no. 22438, Ibnu Majah no. 22438, dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Al-Musnad)-2



DALAM BERDOA, KITA HARUS KHUSUK

Dalam berdoa kita harus khusuk (tenang penuh penghayatan, memahami betul isi dan makna do akita, konsentrasi penuh, menyatukan gerak bibir lisan  dengan pikiran dalam berdoa ). Ingat, Allah tidak akan mengabulkan doa seseorang yang hatinya lalai

اُدْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لاَ يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لاَهٍ

Berdoalah kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.”

(HR. Tirmidzi, no. 3479. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan).

 

Terkait dengan hal ini, maka DALAM SETIAP BERDOA , KITA HARUS PENUH KEYAKINAN BAHW DOA KITA PASTI AKAN DIKABULKAN, serta mau tidak mau, kita harus belajar Bahasa arab, agar banyak menguasasi kosa kata Bahasa arab, sehingga dalam berdoa ,sholat dan tadarus quran , kita paham dan menghayati apa yang sedang kita lafalkan.

 

CATATAN PENTING TENTANG AKAPAN DIKABULKANNYA DOA :

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»

“Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

“Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga perkara:

1.    disegerakan baginya (pengabulan doanya) di dunia

2.    atau, disimpan baginya (pengabulan doanya) di akhirat

3.    atau, dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya.

 

”Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa?”Beliau menjawab, “Allah lebih banyak (pengabulan doanya).”

( HR. Ahmad, Shahih At Targhib wa At Tarhib, no. 1633)
Teruslah berdo’a jangan pernah berhenti. Karena ia merupakan ibadah dan mendatangkan kecintaan kepada Allah.

 

CONTOH DOA AGAR HUSNUL KHOTIMAH :

1.    DOA AGAR SELALU INGAT ALLAH

أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ

اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

“AKU MEMBERIKANMU NASEHAT, WAHAI MU’ADZ. JANGANLAH ENGKAU TINGGALKAN SAAT DI PENGHUJUNG SHALAT (DI AKHIR SHALAT SEBELUM SALAM) BACAAN DOA:

 YA ALLAH, TOLONGLAH AKU AGAR :

SELALU INGAT PADAMU, SELALU SYUKUR KEPADAMU,

SELALU BAIK DALAM MENGABDI PADAMU

(HR. Abu Daud no. 1522 dan An Nasai no. 1304.

 

2.   DOA AGAR TIDAK SESAT SESUDAH MENDAPAT HIDAYAH

 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

YA TUHAN KAMI,

JANGANLAH ENGKAU JADIKAN HATI KAMI CONDONG KEPADA KESESATAN SESUDAH ENGKAU BERI PETUNJUK KEPADA KAMI,

DAN KARUNIAKANLAH KEPADA KAMI RAHMAT DARI SISI ENGKAU; KARENA SESUNGGUHNYA ENGKAU-LAH MAHA PEMBERI (KARUNIA)".

(QS.ALI IMRON : 8)

 

 

3.DOA AGAR MENDAPAT KETEGUHAN HATI DAN IMAN

Ummu Salamah pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 

يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لأَكْثَرِ دُعَائِكَ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ

“Wahai Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdo’a dengan do’a, ’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik

(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’. ”

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,

يَا أُمَّ سَلَمَةَ إِنَّهُ لَيْسَ آدَمِىٌّ إِلاَّ وَقَلْبُهُ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ

فَمَنْ شَاءَ أَقَامَ وَمَنْ شَاءَ أَزَاغَ

Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah.

Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman.

Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”

Setelah itu Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan SURAT Ali Imron ayat 8

(HR. Tirmidzi, no. 3522; Ahmad, 6: 315.)

 

LANGKAH KEDUA, BERTAUBAT DAN MOHON AMPUN  AGAR HUSNUL KHOTIMAH

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ تُوبُوٓا۟ إِلَى ٱللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا

عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّٰتٍ

Hai orang-orang yang beriman,

Bertaubatlah kepada allah, dengan taubatan nasuhaa

(taubat yang semurni-murninya).

Mudah-mudahan rabbmu

Akan menutupi kesalahan-kesalahanmu

Dan memasukkanmu ke dalam jannah

(surat at-tahrim ayat 8)

 

BERAPA KALI HARUS BERTAUBAT DAN MOHON AMPUN DALAM SEHARI ?

Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ

“Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.”

(HR. Muslim)

 

HASIL TAUBAT DAN BANYAK ISTIGHFAR

Jika kita rajin beristighfar , maka kita akan diampuni oleh Allah, juga akan mendapat 3 hadiah utama yang sangat memuaskan dari Allah. Disebutkandalam hadis,  dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda,

عن عبد الله بن عباس -رضي الله عنهما- عن النبي -صلى الله عليه وسلم

قال: من لَزِمَ الاستغفار جعل الله له من كل ضِيقٍ مخرجًا،

 ومن كل هَمٍّ فرجًا، وَرَزَقَهُ من حيث لا يحتسب

Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca istighfar,

Allah akan menjadikan baginya :

1.   jalan keluar dari setiap kesusahan,

2.  dan solusi dari setiap kesempitan,

3.  dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka

(HR Abu Dawud, An-Nasa'i, Ibnu Majah, & Al-Hakim).

 

LANGKAH KETIGA, MOHON RAHMAT ALLAH AGAR HUSNUL KHOTIMAH

Dalam hadis Jabir bin Abdilah disebutkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,

 

لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ

“TIDAK ADA AMALAN SEORANGPUN YANG BISA MEMASUKKANNYA KE DALAM SURGA, DAN MENYELEMATKANNYA DARI NERAKA.

TIDAK JUGA DENGANKU,KECUALI DENGAN RAHMAT DARI ALLAH”

(HR. MUSLIM NO. 2817).



 

 

 

 

 

LANGKAH KEEMPAT ,BERDOA MOHON RAHMAT ALLAH

Dalam Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani ,Kitab Shalat disebutkan :

عَنْ أَبِي بَكْرٍ الصِّدِّيق رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ

قَالَ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

عَلِّمْنِي دُعَاءً أَدْعُو بِهِ فِي صَلاَتِي

قَالَ: قُلْ: «اللهُمَّ إنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْماً كَثِيراً،

وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي، إنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيْمُ». مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ.

Dari abu bakar ash-shiddiq radhiyallahu ‘anhu, bahwa beliau berkata kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

 “ajarkanlah kepadaku doa yang aku baca dalam shalatku.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ucapkanlah:

Ya allah, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali engkau,

Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-mu,

Rahmatilah aku (kasihanilah diriku),

Sesungguhnya engkaulah yang maha pengampunan lagi maha penyayang.”

(muttafaqun ‘alaih) [hr. Bukhari, no. 834 dan muslim, no. 2705]

Doa ini bisa bisa dibaca setelah doa sujud dan setelah doa tahyat akhir.

 

DOA MOHON AMPUNAN DAN RAHMAT DALAM SHOLAT

Ada beberapa doa dalam shalat untuk mohon ampunan dan Rahmat Allah,antara lain doa yang terdapat di :

1.    Iftitah , Rukuk, Fatihah, Sujud

2.    Duduk di antara dua sujud, Tahyat akhir

 

Mari maksimalkan doa kita dalam rukun rukun tersebut. Ucapkan dengan tartil, perlahan, konsentrasi penuh, pahami maknanya, khusuk dan tuma’ninah.

 

TUNTUNAN BACAAN DI ANTARA DUA SUJUD  BERDASAR RIWAYAT                 AT-TIRMIDZI DARI IBNU ABBAS, BERBUNYI:

عن ابن عبّاس انّ النّبي صلعم كان يقول بين السجد تين:

اللّهم اغفرلى وارحمنى واجبرنى واهدنى وارزقنى

(رواه الترمزى)

Dari Ibnu Abbas menerangkan bahwa nabi saw, di antara dua sudud mengucapkan:

“Ya Allah ampunilah dosaku, RAHMATILAH AKU (belah kasihanilah aku),

cukupilah aku, berilah petunjuk dan beri rezeki kepadaku

(HR At Tirmidzi) Nomor 284

DASAR HUKUM BANYAK BERDOA SAAT RUKUK, SUJUD, SETELAH TAHYAT AKHIR

 

Rasulullah SAW bersabda,

أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا مِنَ الدُّعَاءِ
Kondisi terdekat seorang hamba dari Allah adalah ketika sujud, maka berdoalah kalian yang banyak." (HR Muslim)

Terdapat juga sebuah hadits pendukung sebagai berikut, "Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdoa padanya, karena pantas untuk dikabulkan doamu (pada waktu itu)." (HR Muslim)

 

 


Bagaimana mustajabnya doa ketika sujud?

 

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ :(( فَأمَّا الرُّكُوعُ فَعَظِّمُوا فِيهِ الرَّبَّ – عَزَّ وَجَلَّ – ، وَأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ، فَقَمِنٌ أَنْ يُسْتَجَابَ لَكُمْ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

 Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Adapun ketika rukuk, maka agungkanlah Allah. Sedangkan ketika sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, maka doa tersebut pasti dikabulkan untuk kalian.”

 (HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 479]


Hadits KE 1428

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – ، قَالَ : (( أَقْرَبُ مَا يَكُونُ العَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ ، فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ )) . رَوَاهُ مُسْلِمٌ .

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Keadaan seorang hamba paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika ia sedang bersujud,

maka perbanyaklah berdoa saat itu.”

(HR. Muslim) [HR. Muslim, no. 482]

 

Penjelasan:

1.   Hadits ini menunjukkan dorongan untuk memperbanyak doa ketika sujud. Karena ketika sujud adalah tempat yang paling dekat antara seorang hamba dengan Allah.

2.   Boleh meminta hajat apa pun ketika sujud dan saat sujud adalah tempat terkabulnya doa.

3.   Boleh meminta berulang-ulang dalam doa agar mudah terkabul.

 

4.   Maksud dari dzikir saat rukuk adalah untuk mengagungkan Allah yaitu menyucikan Allah dari sifat-sifat kekurangan. Karenanya ketika rukuk dianjurkan membaca “SUBHAANA ROBBIYAL ‘AZHIM” (Mahasuci Allah Yang Mahaagung) dan ketika sujud membaca “SUBHAANA ROBBIYAL A’LAA” (Mahasuci Allah Yang Mahatinggi).

5.   Membaca subhanallah saat rukuk dan sujud dihukumi sunnah, bukan wajib. Inilah yang jadi pendapat jumhur (madzhab Malik, Abu Hanifah dan Syafi’i). Alasannya karena dalam hadits musii’ sholatuhu (orang yang jelek shalatnya), tidak diperintahkan baginya membaca bacaan tersebut. Seandainya wajib tentu akan diperintahkan.

6.   Ketika sujud diperintahkan menggabungkan bacaan subhanallah (tasbih) dan doa.

7.   Ketaatan semakin membuat seorang hamba dekat dengan Allah.

8.   Semakin seorang hamba bertambah ketaatan, maka semakin doanya mudah terkabul.

  1. Rasullah shallallahu ‘alaihi wa sallam semangat mengajarkan umatnya kebaikan.

 

Referensi:

  1. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm. 4:177.
  2. Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:455.

 

Memperlama Sujud Terakhir untuk Berdoa

Dalam Fatawa Al-Islamiyah (1:258), Syaikh ‘Abdullah Al-Jibrin rahimahullah berkata, “Aku tidak mengetahui adanya dalil yang menyebutkan untuk memperlama sujud terakhir dalam shalat. Yang disebutkan dalam berbagai hadits, rukun shalat atau keadaan lainnya itu hampir sama lamanya.”

Syaikh ‘Abdullah Al-Jibrin rahimahullah juga menjelaskan, “Aku tidak mengetahui adanya dalil yang menganjurkan untuk memperlama sujud terakhir dalam shalat. Akan tetapi, memang sebagian imam melakukan seperti ini sebagai isyarat pada makmum bahwa ketika itu adalah raka’at terakhir atau ketika itu adalah amalan terakhir dalam shalat. Karenanya, mereka pun memperpanjang sujud ketika itu. Dari sinilah, mereka maksudkan agar para jama’ah tahu bahwa setelah itu adalah duduk terakhir yaitu duduk tasyahud akhir. Namun alasan semacam ini tidaklah menjadi sebab dianjurkan memperpanjang sujud terakhir ketika itu.” (Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin, Ahkam Qoth’ush Shalah, Fatawan no. 2046 dari website beliau)

 

Berdoa Ketika Rukuk dan Sujud dengan Doa dari Al-Qur’an

‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

نَهَانِى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَنْ أَقْرَأَ رَاكِعًا أَوْ سَاجِدًا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangku untuk membaca (ayat Al-Qur’an) ketika ruku’ dan sujud.” (HR. Muslim no. 480)

Lalu bagaimana dengan berdoa dengan doa dari Al-Qur’an saat sujud?

Jawabnya, hal ini tidaklah mengapa. Kita boleh saja berdo’a dengan do’a yang bersumber dari Al Qur’an. Seperti do’a sapu jagat,

رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Al-Baqarah: 201).

Atau do’a agar diberikan keistiqamahan,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

Ya Rabb kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8)

Alasannya karena niatan ketika itu adalah bukan untuk tilawah Al Qur’an, namun untuk berdo’a. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda,

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى

Setiap amalan tergantung pada niat. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907).

Salah seorang ulama Syafi’iyah, Az-Zarkasyi rahimahullah berkata, “Yang terlarang adalah jika dimaksudkan membaca Al Qur’an (ketika sujud). Namun jika yang dimaksudkan adalah doa dan sanjungan pada Allah maka itu tidaklah mengapa, sebagaimana pula seseorang boleh membaca qunut dengan beberapa ayat Al-Qur’an” (Tuhfah Al-Muhtaj, 6:6, Mawqi’ Al-Islam).

 

Telat dari Imam Ketika Berdoa Saat Sujud

Ketika berdoa saat sujud jangan sampai telat dari imam karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّمَا جُعِلَ الإِمَامُ لِيُؤْتَمَّ بِهِ فَلاَ تَخْتَلِفُوا عَلَيْهِ

Imam itu diangkat untuk diikuti, maka janganlah diselisihi.” (HR. Bukhari, no. 722; dari Abu Hurairah)

 

RESEP USAHA AGAR HUSNUL KHOTIMAH DAN MASUK SURGA

1.   TAUBATAN NASUHA

2.   PERBANYAK DZIKIR DAN AMAL SHOLEH

3.   JANGAN ULANGI KESALAHAN