Ketika ulama
ingin silaturrahmi, kau ngacir pergi
Ketika ulama
bela agama, kau nistakan dia
Ketika ulama
meluruskan amanah, teganya kau memfitnah
Ketika ulama
bela negara, eh, kaujerat masuk penjara
Kenapa kau ?
Ketika bingung
nyicil utang, duit umat kau keplang
Tapi pada ulama
yang kritis, kau garang
Ulama suluh
bangsa, kau cegat kau hadang
Kenapa kau ?
Ketika komunis
kibarkan bendera, kau cuekkin
Ketika ulama
kibarkan bendera, kau recokkin
Ketika ulama
disertasi ilmiah, kau fitnah , kau kejar atas nama bela dasar negara
Ketika setan berpuisi
menghujat, justru kau bela atas nama sastra
budaya
Kenapa kau ?
Satu demi satu
ulama kau sakiti, atas nama orang gila
Satu persatu
ulama kau bungkam dengan iming iming tahta
Agar pisahkan
dunia dari agama
Kenapa kau ?
Kenapa kau tak
suka pada yang bernilai agama
Bencimu pada
ulama tak bertepi tak terkira
Kenapa kau ?
Kini,
Ketika kau
butuh kursi mapan
Kau pasang
ulama sebagai umpan
Kenapa kau ?
Dimanakah iman
dan akal sehatmu ?
Dimanakah nasionalisme
dan patriotismemu ?
Kenapa anak
anak bangsa kau pecah belah demi napsumu ?
Kenapa kau ?
Tidakkah kau
takut pada Tuhan, yang akan minta
pertanggungjawaban ?
Jangan karena
politik dan kekuasaan
Kau jadi buta
tuli, tak lagi punya perasaan
Kasihan anak anak
bangsa yang berat memikul beban
Listrik naik,
pajak naik, BBM naik, harga harga naik
Nilai uang anjlok,
negara terseok, kau mulai panik
Kenapa kau ?
Mana sumpah dan
janjimu yang dulu kau tebar penuh pesona ?
Loh, kok
mungkir…
Kenapa kau ?
BANJARNEGARA,
JUMAT : 24 AGUSTUS 2018