Jumat, 24 Agustus 2018

PERTANYAAN DI JAMAN AKHIR, JELANG KIAMAT




Ketika ulama ingin silaturrahmi, kau ngacir  pergi
Ketika ulama bela agama, kau nistakan dia
Ketika ulama meluruskan amanah, teganya kau memfitnah
Ketika ulama bela negara, eh, kaujerat masuk penjara
Kenapa kau ?

Ketika bingung nyicil utang, duit umat kau keplang
Tapi pada ulama yang kritis, kau garang
Ulama suluh bangsa, kau cegat kau hadang
Kenapa kau ?

Ketika komunis kibarkan bendera, kau cuekkin
Ketika ulama kibarkan bendera, kau recokkin
Ketika ulama disertasi ilmiah, kau fitnah , kau kejar atas nama bela dasar negara
Ketika setan berpuisi menghujat, justru kau  bela atas nama sastra budaya
Kenapa kau ?

Satu demi satu ulama kau sakiti, atas nama orang gila
Satu persatu ulama kau bungkam dengan iming iming tahta
Agar pisahkan dunia dari agama
Kenapa kau ?

Kenapa kau tak suka pada yang bernilai agama
Bencimu pada ulama tak bertepi tak terkira
Kenapa kau ?

Kini,
Ketika kau butuh kursi mapan
Kau pasang ulama sebagai umpan
Kenapa kau ?
Dimanakah iman dan akal sehatmu ?
Dimanakah nasionalisme dan patriotismemu ?
Kenapa anak anak bangsa kau pecah belah demi napsumu ?
Kenapa kau ?

Tidakkah kau takut pada Tuhan,  yang akan minta pertanggungjawaban ?
Jangan karena politik dan kekuasaan
Kau jadi buta tuli, tak lagi punya perasaan
Kasihan anak anak bangsa yang berat memikul beban

Listrik naik, pajak naik, BBM naik, harga harga naik
Nilai uang anjlok, negara terseok, kau mulai panik
Kenapa kau ?

Mana sumpah dan janjimu yang dulu kau tebar penuh pesona ?
Loh, kok mungkir…
Kenapa kau ?


BANJARNEGARA, JUMAT : 24 AGUSTUS 2018

Kamis, 23 Agustus 2018

PUISI UNTUK TUAN GURU


PUISI UNTUK TUAN GURU

Tuan Guru
kala kau jadi imam yang khusuk
jamaah tawadzuk
keluarga sakinah mawadah warahmah
menyusuri jalan syariah
di bumi nan penuh berkah

Tuan Guru
kala tergoda dunia, dan salah langkah
bumi berguncang guncang goyah
jamaah sedih susah
meratap pilu suara lirih lemah
merindukan imam yang istiqomah

Tuan Guru
Nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan
jalan panjang nan elok , sampai kau lupakan
apakah kursi bagimu sangat menyilaukan
hingga tangis jamaah tak kauhiraukan

Tuan Guru
kami ingat tauhid yang kau ajarkan
hanya boleh takut pada tuhan
tak pantas menjilat insan
demi mimpi kekuasaan
atau takut ancaman

Tuan Guru
kembalilah ke masjid
kumandangkan syariat wahid
bersama para mujahid
hidup mulia atau mati syahid

Tuan Guru
bersihkan nurani
dengarkan bisik bumi
kita semua kan ke pangkuan ilahi robbi

jangan jual akidah demi napsu serakah
di jalan yang salah

kembalilah pada jamaah
sebagai imam yang istiqomah

dari kami yang mencintaimu karena allah

Banjarnegara, Kamis : 23 Agustus 2018